Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan.
Lewatlah
sebuah motor di depan mereka.
Berkatalah petani ini pada istrinya:
"Lihatlah Bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu,
meskipun mereka juga kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai di rumah.
Tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke
rumah."
Sementara
itu, pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di
bawah derasnya air hujan, melihat sebuah mobil pick up lewat di depan
mereka.
Pengendara
motor itu berkata kepada istrinya: "Lihat bu, betapa bahagianya orang
yang naik mobil itu. Mereka tidak perlu kehujanan seperti kita."
Di
dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri, terjadi
perbincangan, ketika sebuah mobil sedan Mercy lewat di hadapan mereka:
"Lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu. Mobil itu
pasti nyaman dikendarai, tidak seperti mobil kita yang sering mogok."
Pengendara
mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang
suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air
hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya: "Betapa bahagianya suami
istri itu. Mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil
menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini. Sementara aku dan istriku
tidak pernah punya waktu untuk berdua karena kesibukan kami masing
masing."
Kebahagiaan
tak akan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik
orang lain, dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.
Bersyukurlah kepada Tuhan atas hidup kita supaya kita tahu di mana kebahagiaan itu berada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar