Kita harus terus bertumbuh dan “naik kelas” bukan hanya saat sekolah dan kuliah. Saat kita bekerja, kita pun harus terus “naik kelas” dan tidak boleh stagnan. Setiap hari kita harus belajar, baik itu melalui training, baca buku, bergabung dengan komunitas yang pas, atau bertanya kepada yang lebih senior.
Bergaulah dengan orang-orang yang sudah ahli di bidang yang Anda tekuni agar Anda tertular energi dan ilmunya. Begitu saya sudah menentapkan menjadi Inspirator tahun 2004, setiap hari saya belajar dan berguru. Bukan hanya kepada yang lebih senior bahkan kepada yang lebih muda yang berilmu
Sadar diri bahwa saya tidak punya latar belakang psikologi maka saya belajar kepada para sarjana psikologi yang jauh lebih muda dari saya. Setiap kali saya tampil, saya meminta penilaian mereka. Bagian mana yang harus saya kuatkan dan bagian mana yang harus saya hilangkan. Para sarjana lulusan Universitas Indonesia ini memberi saya masukan yang berharga dan mewarnai penampilan saya selanjutnya. Mereka adalah Meli, Wildan, Dewi, Kitty, Risa (Odeng), Sari Mulatsih, Anesty, Randi dan Dayat serta teman-teman lainnya.
Selain itu, ada pula sarjana-sarjana Psikologi Universitas Islam Bandung yang selalu siap memberi masukan kepada saya. Mereka adalah Andri, Lia dan Damayati –sekarang menjadi pejuang anak-anak dhuafa agar berprestasi dan mandiri. Dari mereka semualah saya belajar.
Nah, bila Anda malas belajar Anda bisa saja melakukan kesalahan sebagaimana diceritakan dalam kisah berikut. Seorang kondektur baru kereta api jurusan Jakarta-Semarang sedang memeriksa karcis penumpangnya. Setelah penumpang kereta tersebut diperiksa satu persatu, semua tiket kereta mereka ternyata jurusan Solo. Kondektur baru ini menjadi bingung dan bertanya kepada kondektur yang sudah senior.
Kondektur baru bertanya, “Pak, penumpang kita semuanya penumpang gelap. Semua karcisnya beda. Apa yang harus saya lakukan kepada mereka?” Kondektur senior kemudian balik bertanya, “Karcisnya lain bagaimana?” Dengan cepat kondektur baru ini menjawab, “Semua penumpang karcisnya jurusan Solo, padahal kereta kita tujuannya ke Semarang.”
Mendengar penjelasan itu kondektur senior menjawab, “Kamu yang salah naik, ini kereta memang jurusan Jakarta-Solo. Kereta api yang jurusan Jakarta-Semarang tadi ada di rel sebelah.”
Salam SuksesMulia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar