Beberapa hari yang lalu ada anak muda yang bertanya kepada saya, “Pak, kenapa saya harus menjadi expert? Saya ingin menjadi orang yang biasa saja. Saya ingin menjadi orang yang bersyukur, tidak ngoyo. Hidup sudah ada yang ngatur.”
Mendengar pertanyaan anak muda ini saya langsung teringat nasihat orang tua angkat saya, “Jamil, jangan kau melakukan yang baik-baik.” Saya terkejut kemudian bertanya, “Kok gak boleh melakukan yang baik-baik? Kenapa, pak?” Sambil menarik napas panjang beliau berucap, “Lakukanlah yang terbaik. Penduduk bumi terlalu banyak, dunia hanya memperhatikan orang-orang yang terbaik. Dunia tak punya waktu memperhatikan orang yang hanya baik saja.”
Jadilah seorang expert, seorang yang ahli, seorang yang terbaik di bidang yang ditekuni. Apa untungnya? Banyak. Pertama, semakin percaya diri. Orang-orang yang tidak percaya diri biasanya fokus pada kelemahan bukan pada keahliannya. Harga diri dan juga harga tawar orang yang expert semakin tinggi dan mahal. Ia akan lebih leluasa mengambil keputusan. Ketahuilah, orang-orang yang gelisah dan mudah panik adalah orang yang tidak mempunyai keahlian atau kalau punya keahlian itu hanya rata-rata.
Kedua, nikmatnya akan berlimpah. Menurut G. William Domhoff, research professor in psychology and sociology di University of California, Santa Cruz, 80% populasi dunia memperebutkan 7% perputaran uang. Sementara 93% jumlah uang yang yang beredar didunia dikuasai oleh 20% populasi manusia, dan yang 20% itu adalah orang-orang expert di bidangnya masing-masing. Semakin expert seseorang membuktikan bahwa orang itu termasuk orang yang mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Wajar bila berbagai nikmat akan ditambah kepada orang itu.
Ketiga, semakin tidak “ngoyo”. Proses menjadi seorang expert memang perlu berkeringat dan bekerja keras. Namun setelah menjadi seorang expert berbagai nikmat akan mendekat hidupnya jadi lebih mudah. Sementara orang yang tidak expert semakin hari hidupnya semakin “ngoyo” Mengapa? Dunia semakin maju, persaingan semakin keras tapi orang ini tetap diam di tempat. Akhirnya, ia “ngoyo” sepanjang hidup.
Hal terbaik yang diperoleh seorang expert adalah menjadi sumber inspirasi kebaikan bagi generasi setelahnya. Dia menjadi bahan cerita untuk generasi penerus. Sebagai pemberi contoh kebaikan bagi yang beriman ia akan selalu mendapat kiriman pahala tiada henti walau ia sudah terbujur kaku di dalam bumi.
Nah, masih tidak mau menjadi expert? T-E-R-L-A-L-U….
Salam SuksesMulia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar