Rabu, 19 Desember 2012
iRi
Saya juga sangat iri kepada orang-orang yang pada siang hari beraktivitas penuh energi, namun saat dini hari ia menangis tiada henti. Mereka tampak tegar, kuat dan penuh wibawa di hadapan manusia, namun ia merasa amat lemah dan tak berdaya di hadapan Sang Pencipta. Mereka rindu serindu-rindunya kelak berjumpa dengan-Nya namun tidak melupakan berinteraksi dengan hamba-hamba ciptaan-Nya di dunia.
Saya pun iri kepada orang-orang yang namanya tidak begitu dikenal di dunia maya, media masa atau elektronik namun kebaikannya melebihi kebanyakan orang. Mereka tidak berburu tepuk tangan manusia tapi hanya berupaya agar malaikat pencatat kebaikan sibuk bekerja. Nama mereka boleh jadi tidak dikenal oleh kebanyakan penduduk bumi namun kemungkinan besar mereka dicintai penduduk langit.
Saya malu kepada mereka, sebab saya terkadang hanya sesekali melakukan kebaikan tetapi dipamerkan berkali-kali. Terkadang juga saya hanya berbagi beberapa lembar rupiah namun sudah buru-buru dipromosikan di social media dan orang-orang di sekitar saya. Ah, saya bukan hanya malu tetapi juga sangat iri kepada mereka…
Mari kita semua berlomba iri untuk sesuatu yang berorientasi prestasi dan kebaikan bukan kepada sesuatu yang lebih bersifat materi atau kebendaan. Iri kepada sesuatu yang bersifat prestasi dan kebaikan akan memungkinkan hidup kita berpeluang terus tumbuh dan berkembang. Tetapi iri kepada sesuatu yang bersifat materi atau kebendaan bisa membuat hidup kita semakin serakah dan jauh dari berkah.
Upayakan iri kita mendatangkan cinta-Nya bukan menambah beban kehidupan yang semakin menyiksa. Apakah Anda iri juga seperti saya? Marilah kita tiru kehidupan orang yang telah membuat kita iri. Setuju?
Salam SuksesMulia!
Hal Kecil Bisa Menjerumuskan
Saya pernah mendapati kisah tentang seekor monyet yang bergelantungan di pohon. Apa yang terjadi saat angin besar mendatangi pohon itu? Si monyet akan berpegangan sangat kuat agar tidak tejatuh. Namun bila angin datang sepoi-sepoi, ia menikmati hembusan semilir angin hingga tertidur di pohon. Keasyikan tidur membuatnya lupa berpegangan dan akhirnya terjatuh juga.
Pemisalan itu mengandung banyak makna. Pertama, ujian-ujian kecil yang datang justru bisa melenakan dan membuat Anda terjatuh. Sebagian kita mungkin ada yang berkata, “Ah, itu hal kecil dan bisa kita atasi.” Sesuatu yang kecil tetapi terus menerus terjadi dan dibiarkan bisa merusak kehidupan dan kepercayaan orang lain.
Seorang karyawan saya setiap hari menggunakan uang usaha untuk kepentingan pribadinya. Memang kecil, hanya satu lembar, dua lembar ia ambil uang yang bukan haknya. Hasilnya, selama 4 bulan ia sudah menggunakan puluhan juta rupiah. Kepercayaan yang sudah ia bangun selama bekerja dengan saya hancur. Bukan hanya itu, iapun kehilangan pekerjaannya. Padahal kehidupannya sedang menanjak dengan hasil yang ia peroleh dari pekerjaan itu.
Kedua, dosa-dosa kecil yang dilakukan berulang juga bisa menjatuhkan hidup kita. Banyak orang yang dijauhkan dari Allah SWT secara perlahan-lahan. Awalnya ia berpegang teguh pada agamanya, kemudian menjadi orang yang permisif (membolehkan banyak hal yang salah). Akhirnya, ia terbiasa dengan hal-hal yang kompromistis. Ironisnya lagi ia merasa tidak bersalah.
Apa yang terjadi kemudian? Suap dianggap sedekah atau hadiah. Berani mengambil harta haram dengan alasan daripada dimanfaatkan oleh golongan lain. Ikut melakukan sesuatu yang salah dengan alasan darurat. Melakukan pembenaran dengan berkata, “Sistemnya memang sudah begitu.” Dalam kondisi seperti ini sebenarnya kita sedang dijauhkan dari Allah, perlahan namun pasti tetapi banyak yang tidak menyadari.
Intinya, setiap saat kia harus waspada, mawas diri dan tidak boleh terlena. Sungguh suatu kerugian besar bila secara perlahan kita menuju jurang kehancuran dan kesesatan namun kita tidak menyadarinya. Waspadalah, hal kecil bisa menghancurkan dan menjerumuskan hidup Anda…
Salam SuksesMulia!
Rabu, 05 Desember 2012
7 KEUNIKAN AIR MATA DAN MENANGIS ...
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Setiap orang pasti punya pengalaman menangis dalam hidup mereka. Hari pertama manusia lahir, mereka sudah memiliki pengalaman pertama mengeluarkan air mata.
Menangis biasanya terjadi ketika seseorang merasa sakit baik fisik maupun mental, atau ketika seseorang merasa sangat bahagia. Dengan kata lain, menangis adalah cara
untuk mengekspresikan emosi seseorang.
Umumnya, wanita lebih sering menangis daripada pria. Masyarakat telah membentuk opini bahwa perempuan lebih emosional yang berarti bahwa lebih mudah bagi perempuan untuk melepaskan air mata dan mulai menangis.
Menurut Fit Sugar, setidaknya ada delapan fakta unik tentang menangis yang merupakan kesimpulan dari berbagai penelitian tentang menangis.
1. Sebanyak 85% wanita dan 73% pria mengakui bahwa rasa marah dan kesedihan akan berkurang setelah menangis. Air mata tidak hanya diproduksi oleh perasaan emosional saja.
Air mata juga berfungsi untuk membersihkan dan melumasi mata, yang menyebabkan iritasi mata dan menguap dapat menyebabkan produksi air mata meningkat. Meskipun menghasilkan air mata, namun air mata emosional dan air mata karena iritasi sebenarnya memiliki komposisi kimia yang berbeda.
2. Jika wanita dianggap lebih mudah menangis, mungkin saja benar. Rata-rata, wanita menangis sebanyak 47 kali dalam setahun sedangkan pria menangis hanya 7 kali setahun.
Hal ini bukan hanya karena perempuan dianggap lebih emosional, lebih lemah dibandingkan pria, dari fakta medis diketahui bahwa saluran air mata pada laki-laki memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan pada wanita. Sedangkan pada bayi, durasi normal menangis mereka antara 1 – 3 jam sehari.
3. Tidak hanya waktu ketika kebanyakan orang menangis, tetapi durasinya juga. Sebagian besar orang menghabiskan rata-rata 6 menit setiap kali mereka menangis.
4. Jika merasa sulit dan malu untuk mengeluarkan air mata, sepertinya kita harus berpikir lagi. Menurut para ahli, menangis tidak hanya respon tubuh terhadap kesedihan dan rasa frustasi, tetapi juga sehat.
5. Menangis adalah cara untuk mengurangi stres emosional. Hal ini tentu saja sangat baik untuk kesehatan, karena stres bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan seseorang. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa air mata mengandung hormon prolaktin yang efektif untuk melawan stres.
6. Stres dikatakan memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan, stres dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan kerusakan otak. Maka menangis bisa membuat sehat, karena dapat menghilangkan stres seseorang.
7. Para ahli mengatakan bahwa menangis dapat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung dan membuat respon yang lebih baik terhadap pengobatan.
Nah, mulai sekarang tak usah ragu atau malu untuk menangis ...
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Umumnya, wanita lebih sering menangis daripada pria. Masyarakat telah membentuk opini bahwa perempuan lebih emosional yang berarti bahwa lebih mudah bagi perempuan untuk melepaskan air mata dan mulai menangis.
Menurut Fit Sugar, setidaknya ada delapan fakta unik tentang menangis yang merupakan kesimpulan dari berbagai penelitian tentang menangis.
1. Sebanyak 85% wanita dan 73% pria mengakui bahwa rasa marah dan kesedihan akan berkurang setelah menangis. Air mata tidak hanya diproduksi oleh perasaan emosional saja.
Air mata juga berfungsi untuk membersihkan dan melumasi mata, yang menyebabkan iritasi mata dan menguap dapat menyebabkan produksi air mata meningkat. Meskipun menghasilkan air mata, namun air mata emosional dan air mata karena iritasi sebenarnya memiliki komposisi kimia yang berbeda.
2. Jika wanita dianggap lebih mudah menangis, mungkin saja benar. Rata-rata, wanita menangis sebanyak 47 kali dalam setahun sedangkan pria menangis hanya 7 kali setahun.
Hal ini bukan hanya karena perempuan dianggap lebih emosional, lebih lemah dibandingkan pria, dari fakta medis diketahui bahwa saluran air mata pada laki-laki memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan pada wanita. Sedangkan pada bayi, durasi normal menangis mereka antara 1 – 3 jam sehari.
3. Tidak hanya waktu ketika kebanyakan orang menangis, tetapi durasinya juga. Sebagian besar orang menghabiskan rata-rata 6 menit setiap kali mereka menangis.
4. Jika merasa sulit dan malu untuk mengeluarkan air mata, sepertinya kita harus berpikir lagi. Menurut para ahli, menangis tidak hanya respon tubuh terhadap kesedihan dan rasa frustasi, tetapi juga sehat.
5. Menangis adalah cara untuk mengurangi stres emosional. Hal ini tentu saja sangat baik untuk kesehatan, karena stres bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan seseorang. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa air mata mengandung hormon prolaktin yang efektif untuk melawan stres.
6. Stres dikatakan memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan, stres dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan kerusakan otak. Maka menangis bisa membuat sehat, karena dapat menghilangkan stres seseorang.
7. Para ahli mengatakan bahwa menangis dapat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung dan membuat respon yang lebih baik terhadap pengobatan.
Nah, mulai sekarang tak usah ragu atau malu untuk menangis ...
~ o ~
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
PERAHU KEHIDUPAN
Sebuah perahu dibuat untuk belayar di lautan dan bukan hanya berlabuh diam di dermaga.
Demikian juga manusia, ia tercipta untuk mengarungi kehidupan dan bukan berdiam serta menunggu hidup ini berakhir.
Di dalam mengarungi kehidupan akan banyak ombak dan mungkin badai menerjang, tetapi itulah seni dari kehidupan.
Teruslah kembangkan layar dan nikmati perjalanan hingga sampai ke tujuan.
Jangan takut jatuh, karam dan salah arah, karena setiap kesalahan yang pernah dilakukan adalah bagian dari proses pembentukan kepribadian.
Jangan menyesali kesalahan tetapi jadikan itu sebuah pelajaran.
Mendung bukan untuk membuat kegelapan tetapi untuk memberi kabar gembira akan sejuknya air hujan yang akan turun.
Luka bukan hanya semata untuk membuat kita tersiksa tetapi agar kita tersadar bahwa kita hanyalah "Manusia Biasa".
Genggamlah “KEYAKINAN” jangan pernah dilepaskan.
Indahnya kehidupan, bukan terletak dari banyaknya kesenangan tetapi pada banyaknya rasa syukur yg kita rasakan…
~KETIKA… Aku ingin hidup KAYA,… aku lupa, bahwa KEHIDUPAN adalah sebuah KEKAYAAN.
~KETIKA… Aku takut MEMBERI,… aku lupa… bahwa semua yang aku miliki adalah PEMBERIAN.
~KETIKA… aku ingin jadi yang TERKUAT, aku lupa,… bahwa dalam KELEMAHAN… pahala BAIK ku telah memberikan aku KEKUATAN:
~Ketika… aku takut RUGI,… aku lupa,… bahwa Hidupku adalah sebuah KEBERUNTUNGAN… karena bisa terlahir sebagai manusia dan mengenal Tuhan
Ternyata hidup ini sangat indah… jika kita tahu dan Selalu bersyukur dengan apa yang sudah ada…
Dengan selalu bersyukur, maka KEBAHAGIAAN MENJADI MILIK KITA SEUTUHNYA
Di dalam mengarungi kehidupan akan banyak ombak dan mungkin badai menerjang, tetapi itulah seni dari kehidupan.
Teruslah kembangkan layar dan nikmati perjalanan hingga sampai ke tujuan.
Jangan takut jatuh, karam dan salah arah, karena setiap kesalahan yang pernah dilakukan adalah bagian dari proses pembentukan kepribadian.
Jangan menyesali kesalahan tetapi jadikan itu sebuah pelajaran.
Mendung bukan untuk membuat kegelapan tetapi untuk memberi kabar gembira akan sejuknya air hujan yang akan turun.
Luka bukan hanya semata untuk membuat kita tersiksa tetapi agar kita tersadar bahwa kita hanyalah "Manusia Biasa".
Genggamlah “KEYAKINAN” jangan pernah dilepaskan.
Indahnya kehidupan, bukan terletak dari banyaknya kesenangan tetapi pada banyaknya rasa syukur yg kita rasakan…
~KETIKA… Aku ingin hidup KAYA,… aku lupa, bahwa KEHIDUPAN adalah sebuah KEKAYAAN.
~KETIKA… Aku takut MEMBERI,… aku lupa… bahwa semua yang aku miliki adalah PEMBERIAN.
~KETIKA… aku ingin jadi yang TERKUAT, aku lupa,… bahwa dalam KELEMAHAN… pahala BAIK ku telah memberikan aku KEKUATAN:
~Ketika… aku takut RUGI,… aku lupa,… bahwa Hidupku adalah sebuah KEBERUNTUNGAN… karena bisa terlahir sebagai manusia dan mengenal Tuhan
Ternyata hidup ini sangat indah… jika kita tahu dan Selalu bersyukur dengan apa yang sudah ada…
Dengan selalu bersyukur, maka KEBAHAGIAAN MENJADI MILIK KITA SEUTUHNYA
Renungkan lucu sekali...
Lucu yach,…uang 20.000-an terasa begitu besar bila dibawa ke kotak
amal mesjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket &
mall.
Lucu yach,…45 menit terasa terlalu lama untuk berdzikir, tapi betapa pendeknya waktu itu jika kita melihat sepakbola atau konser musik kesukaan kita.
Lucu yach,…betapa lamanya 2 jam berada di mesjid, tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati film di bioskop, di TV & VCD.
Lucu yach,… susah sekali merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau shalat, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman.
Lucu yach,… kita bisa menghadiri acara-acara konser pertandingan olahraga kesukaan kita meski harus menyebrangi lautan samudera, tapi begitu beratnya untuk ikut pengajian atau shalat berjamaah di mesjid yang ada di hadapan kita.
Lucu yach,… susah sekali baca Al-Qur’an 1 juz saja sehari, tapi komik berjilid-jilid atau novel best seller 100-1000 halaman pun habis dilalap dalam sekejap.
Lucu yach… orang-orang pada berebut barisan paling depan untuk nonton bola atau konser, tapi berebut cari shaf paling belakang bila jum’atan atau sholat berjamaah.
Lucu yach,… kita perlu undangan pengajian 3-4 minggu sebelumnya agar bisa disiapkan di agenda kita, tapi untuk acara lain jadwal kita gampang sekali diubah seketika.
Lucu yach,… susahnya orang mengajak pastisipasi untuk da’wah Islam, tapi begitu mudahnya orang berpartisipasi menyebar gossip dan kejelekan orang.
Lucu yach,… kita begitu percaya pada yang dikatakan Koran, tapi kita sering mempertanyakan & meragukan apa yang dikatakan Al-Qur’an.
Lucu yach,… kita mengaku untuk bertawakal menyerahkan segala urusan kita kepada Alloh SWT, tapi aneh masa depan dan hari tua kira dipercayakan kepada asuransi dan deposito buatan manusia.
Lucu yach,… kita orang Islam sering mengutuk atas kejahatan dan kekejaman Amerika terhadap Islam, tapi kita sendiri menyumbang Amerika dengan membeli produk-produk Amerika.
Lucu yach,… banyak orang Islam yang kaya harta sudah keliling Asia, Eropa, tapi belum pernah ziarah ke Arafah (Haji).
Lucu yach,… jari jemari kita begitu kuatnya menekan tombol tombol untuk chatting dan sms an, tapi terasa alergi ketika memegang tasbih untuk dzikir kepadaNya.
Lucu yach,….betapa beraninya orang menunda-nunda waktu sholat hanya karena tidak ingin ketinggalan acara-acara kesukaannya.
Lucu yach,…semua orang inginnya masuk surga tanpa harus beriman, berfikir, berbicara atau melakukan apa-apa.
Lucu yach,…ada orang Islam yang ketakutan terhadap penyakit kanker, stroke, jantung, ginjal, asam urat dsb. Sampai bisa menghabiskan puluhan juta rupiah untuk cuci darah dan segala biaya pengobatannya serta mencari dokter yang ahli, tapi tidak ketakutan bila terkena “penyakit hati” dan segan mencari “dokter hati”.
Lucu yach,…kita bisa mengeluarkan uang ratusan ribu per bulan untuk voucher hand phone padahal kita bukan termasuk orang sibuk, tapi kita begitu pelitnya mengeluarkan sodaqoh 1000-10,000 rupiah saja untuk fakir miskin.
Lucu yach,…kita bila langsung mengirim ribuan jokes (lelucon) lewat sms atau E-mail, tapi ngirim yang b erkaitan dengan ibadah sering mesti berfikir dua kali.
Lucu yach,…45 menit terasa terlalu lama untuk berdzikir, tapi betapa pendeknya waktu itu jika kita melihat sepakbola atau konser musik kesukaan kita.
Lucu yach,…betapa lamanya 2 jam berada di mesjid, tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati film di bioskop, di TV & VCD.
Lucu yach,… susah sekali merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau shalat, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman.
Lucu yach,… kita bisa menghadiri acara-acara konser pertandingan olahraga kesukaan kita meski harus menyebrangi lautan samudera, tapi begitu beratnya untuk ikut pengajian atau shalat berjamaah di mesjid yang ada di hadapan kita.
Lucu yach,… susah sekali baca Al-Qur’an 1 juz saja sehari, tapi komik berjilid-jilid atau novel best seller 100-1000 halaman pun habis dilalap dalam sekejap.
Lucu yach… orang-orang pada berebut barisan paling depan untuk nonton bola atau konser, tapi berebut cari shaf paling belakang bila jum’atan atau sholat berjamaah.
Lucu yach,… kita perlu undangan pengajian 3-4 minggu sebelumnya agar bisa disiapkan di agenda kita, tapi untuk acara lain jadwal kita gampang sekali diubah seketika.
Lucu yach,… susahnya orang mengajak pastisipasi untuk da’wah Islam, tapi begitu mudahnya orang berpartisipasi menyebar gossip dan kejelekan orang.
Lucu yach,… kita begitu percaya pada yang dikatakan Koran, tapi kita sering mempertanyakan & meragukan apa yang dikatakan Al-Qur’an.
Lucu yach,… kita mengaku untuk bertawakal menyerahkan segala urusan kita kepada Alloh SWT, tapi aneh masa depan dan hari tua kira dipercayakan kepada asuransi dan deposito buatan manusia.
Lucu yach,… kita orang Islam sering mengutuk atas kejahatan dan kekejaman Amerika terhadap Islam, tapi kita sendiri menyumbang Amerika dengan membeli produk-produk Amerika.
Lucu yach,… banyak orang Islam yang kaya harta sudah keliling Asia, Eropa, tapi belum pernah ziarah ke Arafah (Haji).
Lucu yach,… jari jemari kita begitu kuatnya menekan tombol tombol untuk chatting dan sms an, tapi terasa alergi ketika memegang tasbih untuk dzikir kepadaNya.
Lucu yach,….betapa beraninya orang menunda-nunda waktu sholat hanya karena tidak ingin ketinggalan acara-acara kesukaannya.
Lucu yach,…semua orang inginnya masuk surga tanpa harus beriman, berfikir, berbicara atau melakukan apa-apa.
Lucu yach,…ada orang Islam yang ketakutan terhadap penyakit kanker, stroke, jantung, ginjal, asam urat dsb. Sampai bisa menghabiskan puluhan juta rupiah untuk cuci darah dan segala biaya pengobatannya serta mencari dokter yang ahli, tapi tidak ketakutan bila terkena “penyakit hati” dan segan mencari “dokter hati”.
Lucu yach,…kita bisa mengeluarkan uang ratusan ribu per bulan untuk voucher hand phone padahal kita bukan termasuk orang sibuk, tapi kita begitu pelitnya mengeluarkan sodaqoh 1000-10,000 rupiah saja untuk fakir miskin.
Lucu yach,…kita bila langsung mengirim ribuan jokes (lelucon) lewat sms atau E-mail, tapi ngirim yang b erkaitan dengan ibadah sering mesti berfikir dua kali.
Hati Potensi Berharga yang Harus Dijaga
Oleh : Aa Gym
Secara umum manusia memiliki 3 potensi penting. Potensi pertama adalah potensi fisik, sehingga jika kita mampu mengelola fisik dengan baik, insya Allah kita akan menjadi manusia yang kuat dan produktif. Bahkan Islam sangat menganjurkan agar kita memiliki fisik yang sehat. Almu`minuni qowiyyu, mu`min yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mu`min yang lemah.
Dalam catatan sejarah, sampai usia 6 tahun Nabi Muhammad Saw memiliki tubuh yang benar-benar atletis. Beliau memulai peperangan pada usia 53 tahun. Dan tentu saja, perang zaman dulu tidak perang seperti zaman sekarang. Ketika itu Rasulullah Saw memakai baju besi hingga dua lapis dan mengarungi padang pasir sejauh ratusan kilometer. Itu artinya fisik beliau sangat prima.
Akan tetapi,ternyata tidak selamanya orang yang berfisik baik itu mulia sebagaiaman kemuliaan Rasulullah. Bahkan tidak jarang manusia yang berbadan bagus malah menjadi hina akibat keindahan fisiknya. Wanita bertubuh bagus tidak identik dengan wanita yang mulia, malah tidak sedikit wanita berbadan bagus menjadi turun derajatnya karena dia gemar memamerkan tubuhnya. Di sisi lain ada juga orang yang gara-gara badannya bagus menjadi stress karena takut jadi tidak bagus. Setiap hari waktunya habis untuk memikirkan badannya. Ikut senam, diet dan membeli bermacam-macam obat supaya tubuhnya tetap bagus. Secara tidak langsung orang seperti ini justru tersiksa dengan keindahan tubuhnya.
Sekali lagi, kita memang harus meningkatkan potensi fisik, namun potensi ini tidak identik dengan kemuliaan seseorang, jika tidak mampu menjaganya dengan hati-hati.
Potensi yang kedua adalah akal. Kita dikaruniai akal oleh Allah dan akal inilah yang membedakan kita dengan makhluk Allah lainnya. Dengan akal kita dapat memikirkan ayat-ayat Allah di alam ini sehingga kita dapat mengelola dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.
Kendati demikian, potensi akal juga bukanlah potensi yang dapat menentukan mulia atau tidaknya seorang manusia. Di Indonesia ini begitu banyak orang yang pintar, tapi mengapa Indonesia masuh juga terpuruk? Setiap tahun puluhan ribu sarjana dikeluarkan oleh kampus-kampus yang ternama. Tapi mengapa korupsi masih juga merajalela? Rasanya kecil kemungkinan kalau korupsi itu dilakukan oleh orang-orang yang bodoh. Bagaiamana tidak?
Uang negara, uang rakyat yang dikuras jumlahnya bukan hanya dalam bilangan jutaan atau miliaran, tapi juga triliunan rupiah. Kalau orang bodoh rasanya dia tidak akan kuat berpikir jauh-jauh seperti itu. Artinya pintar tidak identik dengan kemuliaan. Jika tidak hati-hati, mempunyai anak pintar juga tidak selalu identik dengan kebahagiaan. Ada yang anaknya pintar sementara orang tuanya hanya lulusan SD atau SMP, malah jadi menghina orang tuanya.
Demikianlah memang. Badan yang kuat tidak selalu menggambarkan kemuliaan, akal pikiran yang pintar juga tidak selalu membuat oang menjadi mulia. Jadi apa sih yang bisa membuat orang mulia?
Inilah potensi ketiga yang ada pada diri manusia yang tidak setiap orang mampu menjaga serta mengembangkannya. Dialah yang dinamakan hati. Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang yang lumpuh pun bisa menjadi mulia, orang yang tidak begitu cerdas pun dapat menjadi mulia. Ada sebuah syair yang mungkin bisa menggambarkan betapa hati bisa sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang.
"Bila hati kian bersih, pikiran pun selalu jernih, semangat hidup kan gigih, prestasi mudah diraih; Tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk, akhlaqpun kan terpuruk, dia jadi makhluk terkutuk. Bila hati kian lapang, hidup susah tetap tenang, walau kesulitan menghadang, dihadapi dengan tenang; Tapi bila hati sempit, segalanya jadi rumit, seakan hidup terhimpit, lahir batin terasa sakit".
Masya Allah, andaikan hati kian bersih tentu akan nikmat sekali menjalani hidup ini. Kalau hati kita ini bersih dan sehat, maka pikiran pun bisa menjadi cerdas. Kenapa? Karena tidak ada waktu untuk berpikir licik, dengki atau keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Sebab, kalau tidak hati-hati benar maka hidup kita itu sangat melelahkan. Sekali saja kita tidak suka kepada seseorang, maka lambat laun kebencian itu akan memakan waktu, produktivitas dan memakan kebahagiaan kita, kita akan lelah memikirkan orang yang kita benci.
Karenanya bila hati kita bersih, maka pikiran bisa menjadi jernih. Tidak ada waktu buat iri, semua input kan masuk dengan mudah, karena tidak ada ruang untuk meremehkan siapa pun. Akibatnya kita akan memiliki akses data yang sangat tinggi, akses informasi yang benar-benar melimpah, akses ilmu yang benar-benar meluas, ujungnya akan mampu mengambil ide-ide yang cemerlang dan gagasan-gagasan yang jitu.
Berbeda dengan orang yang sombong, dia akan merasa bahwa dirinyalah yang paling tahu semua hal. Akibatnya, dia tidak pernah mau mendengar masukan dari orang lain. Padahal setiap orang tentu memiliki kelemahan. Dan untuk memperbaiki kelemahan itulah kita membutuhkan koreksi dan masukan dari orang lain.
Dengan kebersihan hati, insya Allah, otak akan lebih cerdas, ide lebih brilian, gagasan lebih cemerlang. Orang yang bersih hati itu punya kemampuan berpikir lebih cepat dari orang lain. Namun orang yang kotor hatinya, cuma akan berjalan di tempat. Dia kan sibuk memikirkan kekurangan orang lain, yang ada dalam pikirannya hanyalah kejelekan orang. Hatinya akan menjadi sempit.
Coba perhatikan jika ada anjing, kerbau, atau ada ular, di lapangan yang sangat luas, tentunya relatif tidak akan menjadi masalah. Apa lagi jika lapangannya teramat sangat luas, sebab ruang untuk bergerak jauh lebih leluasa. Tapi apa bila kita sedang da di kamar mandi, lalu muncul seekor tikus saja, pasti akan menjadi masalah. Kita tidak akan nyaman, jijik, atau malah ketakutan. Artinya bagi orang-orang yang berhati sempit, perkara kecil saja bisa menjadi masalah besar, apalagi perkara yang benar-benar besar.
Jika hati bersih maka wajah pun akan memancarkan kecerahan dan penuh keramahan. Bahkan Nabi Muhammad Saw juga demikian. Beliau tidak pernah berjumpa dengan oang lain kecuali dalam keadaan tersenyum cerah. Senyum yang penuh keikhlasan memang sangat bernilai besar, karena selain menjadi shadaqah juga akan menyehatkan tubuh. Bahkan menurut para ahli, senyum itu hanya menggunakan 17 otot, sedangkan cemberut 32 otot, makanya orang yang sering cemberut akan mengalami kelelahan otot.
Dalam berbicara pun kita harus sangat berhati-hati, sebab tak jarang melalui tutur kata, akan terlihat derajat seseorang. Sebab mulut ini ibarat teko yang mengeluarkan isinya. Jika di dalamnya berisi kopi tentu yang keluar juga kopi, tapi jika isinya air yang bening pasti keluar air yang bening. Orang yang berkualitas itu, jika berbicara ada struktur dan cirinya. Kalau dia berbicara yang keluar adalah ide atau gagasan, hikmah, solusi, ilmu dan zikir, sehingga pembicaraannya senantiasa bermanfaat. Kalau bunyi itu efektif. Semakin banyak omongan sia-sia, maka semakin turun kualitas orang itu, padahal ciri-ciri kualitas keislaman orang itu dilihat bagaimana kesanggupan menahan diri dari sesuatu yang sia-sia. Kalau kita selalu berusaha mengendalikan hati, detak jantung normal, wajah cerah, lisan enak, dan badan sehat. Lebih dari itu bergaul dengan siapa pun akan menyenangkan.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk mengenal potensi yang termahal dari hidup kita, yaitu hati kita sendiri. Hidupkan hati dengan memperbanyak ilmu, memperbanyak ibadah, dan zikir. Ladang untuk berkarya teramat luas, hiduplah dengan menjaga kebersihan hati, insya Allah hidup ini menjadi lebih indah dan penuh makna.
Hati adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh kesungguhan. Kita tidak bisa mengatur dan menata hati, kecuali dengan memohon pertolongan Allah agar Dia selalu menjaga hati kita. Hati adalah pangkal kehidupan. Jika Allah memberi hati kita yang bening, kita akan banyak mendapat keuntungan dan bisa menjadi apa saja sesuai dengan keinginan. Bisnis bisa menjadi lancar dan sukses, menjadi pemimpin yang dicintai, suami yang dihormati, ayah yang disegani, menjadi apa pun bisa terwujud jika akhlak kita mulia di sisi Allah. Dan kuncinya adalah Qalbun Salim, yaitu hati yang selamat, selamat dari segala kebusukan. Sebab kesuksesan dan kemuliaan hanyalah milik orang-orang yang berhati bersih. Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.Wallahu a`lam bishowab
Secara umum manusia memiliki 3 potensi penting. Potensi pertama adalah potensi fisik, sehingga jika kita mampu mengelola fisik dengan baik, insya Allah kita akan menjadi manusia yang kuat dan produktif. Bahkan Islam sangat menganjurkan agar kita memiliki fisik yang sehat. Almu`minuni qowiyyu, mu`min yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mu`min yang lemah.
Dalam catatan sejarah, sampai usia 6 tahun Nabi Muhammad Saw memiliki tubuh yang benar-benar atletis. Beliau memulai peperangan pada usia 53 tahun. Dan tentu saja, perang zaman dulu tidak perang seperti zaman sekarang. Ketika itu Rasulullah Saw memakai baju besi hingga dua lapis dan mengarungi padang pasir sejauh ratusan kilometer. Itu artinya fisik beliau sangat prima.
Akan tetapi,ternyata tidak selamanya orang yang berfisik baik itu mulia sebagaiaman kemuliaan Rasulullah. Bahkan tidak jarang manusia yang berbadan bagus malah menjadi hina akibat keindahan fisiknya. Wanita bertubuh bagus tidak identik dengan wanita yang mulia, malah tidak sedikit wanita berbadan bagus menjadi turun derajatnya karena dia gemar memamerkan tubuhnya. Di sisi lain ada juga orang yang gara-gara badannya bagus menjadi stress karena takut jadi tidak bagus. Setiap hari waktunya habis untuk memikirkan badannya. Ikut senam, diet dan membeli bermacam-macam obat supaya tubuhnya tetap bagus. Secara tidak langsung orang seperti ini justru tersiksa dengan keindahan tubuhnya.
Sekali lagi, kita memang harus meningkatkan potensi fisik, namun potensi ini tidak identik dengan kemuliaan seseorang, jika tidak mampu menjaganya dengan hati-hati.
Potensi yang kedua adalah akal. Kita dikaruniai akal oleh Allah dan akal inilah yang membedakan kita dengan makhluk Allah lainnya. Dengan akal kita dapat memikirkan ayat-ayat Allah di alam ini sehingga kita dapat mengelola dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.
Kendati demikian, potensi akal juga bukanlah potensi yang dapat menentukan mulia atau tidaknya seorang manusia. Di Indonesia ini begitu banyak orang yang pintar, tapi mengapa Indonesia masuh juga terpuruk? Setiap tahun puluhan ribu sarjana dikeluarkan oleh kampus-kampus yang ternama. Tapi mengapa korupsi masih juga merajalela? Rasanya kecil kemungkinan kalau korupsi itu dilakukan oleh orang-orang yang bodoh. Bagaiamana tidak?
Uang negara, uang rakyat yang dikuras jumlahnya bukan hanya dalam bilangan jutaan atau miliaran, tapi juga triliunan rupiah. Kalau orang bodoh rasanya dia tidak akan kuat berpikir jauh-jauh seperti itu. Artinya pintar tidak identik dengan kemuliaan. Jika tidak hati-hati, mempunyai anak pintar juga tidak selalu identik dengan kebahagiaan. Ada yang anaknya pintar sementara orang tuanya hanya lulusan SD atau SMP, malah jadi menghina orang tuanya.
Demikianlah memang. Badan yang kuat tidak selalu menggambarkan kemuliaan, akal pikiran yang pintar juga tidak selalu membuat oang menjadi mulia. Jadi apa sih yang bisa membuat orang mulia?
Inilah potensi ketiga yang ada pada diri manusia yang tidak setiap orang mampu menjaga serta mengembangkannya. Dialah yang dinamakan hati. Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang yang lumpuh pun bisa menjadi mulia, orang yang tidak begitu cerdas pun dapat menjadi mulia. Ada sebuah syair yang mungkin bisa menggambarkan betapa hati bisa sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang.
"Bila hati kian bersih, pikiran pun selalu jernih, semangat hidup kan gigih, prestasi mudah diraih; Tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk, akhlaqpun kan terpuruk, dia jadi makhluk terkutuk. Bila hati kian lapang, hidup susah tetap tenang, walau kesulitan menghadang, dihadapi dengan tenang; Tapi bila hati sempit, segalanya jadi rumit, seakan hidup terhimpit, lahir batin terasa sakit".
Masya Allah, andaikan hati kian bersih tentu akan nikmat sekali menjalani hidup ini. Kalau hati kita ini bersih dan sehat, maka pikiran pun bisa menjadi cerdas. Kenapa? Karena tidak ada waktu untuk berpikir licik, dengki atau keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Sebab, kalau tidak hati-hati benar maka hidup kita itu sangat melelahkan. Sekali saja kita tidak suka kepada seseorang, maka lambat laun kebencian itu akan memakan waktu, produktivitas dan memakan kebahagiaan kita, kita akan lelah memikirkan orang yang kita benci.
Karenanya bila hati kita bersih, maka pikiran bisa menjadi jernih. Tidak ada waktu buat iri, semua input kan masuk dengan mudah, karena tidak ada ruang untuk meremehkan siapa pun. Akibatnya kita akan memiliki akses data yang sangat tinggi, akses informasi yang benar-benar melimpah, akses ilmu yang benar-benar meluas, ujungnya akan mampu mengambil ide-ide yang cemerlang dan gagasan-gagasan yang jitu.
Berbeda dengan orang yang sombong, dia akan merasa bahwa dirinyalah yang paling tahu semua hal. Akibatnya, dia tidak pernah mau mendengar masukan dari orang lain. Padahal setiap orang tentu memiliki kelemahan. Dan untuk memperbaiki kelemahan itulah kita membutuhkan koreksi dan masukan dari orang lain.
Dengan kebersihan hati, insya Allah, otak akan lebih cerdas, ide lebih brilian, gagasan lebih cemerlang. Orang yang bersih hati itu punya kemampuan berpikir lebih cepat dari orang lain. Namun orang yang kotor hatinya, cuma akan berjalan di tempat. Dia kan sibuk memikirkan kekurangan orang lain, yang ada dalam pikirannya hanyalah kejelekan orang. Hatinya akan menjadi sempit.
Coba perhatikan jika ada anjing, kerbau, atau ada ular, di lapangan yang sangat luas, tentunya relatif tidak akan menjadi masalah. Apa lagi jika lapangannya teramat sangat luas, sebab ruang untuk bergerak jauh lebih leluasa. Tapi apa bila kita sedang da di kamar mandi, lalu muncul seekor tikus saja, pasti akan menjadi masalah. Kita tidak akan nyaman, jijik, atau malah ketakutan. Artinya bagi orang-orang yang berhati sempit, perkara kecil saja bisa menjadi masalah besar, apalagi perkara yang benar-benar besar.
Jika hati bersih maka wajah pun akan memancarkan kecerahan dan penuh keramahan. Bahkan Nabi Muhammad Saw juga demikian. Beliau tidak pernah berjumpa dengan oang lain kecuali dalam keadaan tersenyum cerah. Senyum yang penuh keikhlasan memang sangat bernilai besar, karena selain menjadi shadaqah juga akan menyehatkan tubuh. Bahkan menurut para ahli, senyum itu hanya menggunakan 17 otot, sedangkan cemberut 32 otot, makanya orang yang sering cemberut akan mengalami kelelahan otot.
Dalam berbicara pun kita harus sangat berhati-hati, sebab tak jarang melalui tutur kata, akan terlihat derajat seseorang. Sebab mulut ini ibarat teko yang mengeluarkan isinya. Jika di dalamnya berisi kopi tentu yang keluar juga kopi, tapi jika isinya air yang bening pasti keluar air yang bening. Orang yang berkualitas itu, jika berbicara ada struktur dan cirinya. Kalau dia berbicara yang keluar adalah ide atau gagasan, hikmah, solusi, ilmu dan zikir, sehingga pembicaraannya senantiasa bermanfaat. Kalau bunyi itu efektif. Semakin banyak omongan sia-sia, maka semakin turun kualitas orang itu, padahal ciri-ciri kualitas keislaman orang itu dilihat bagaimana kesanggupan menahan diri dari sesuatu yang sia-sia. Kalau kita selalu berusaha mengendalikan hati, detak jantung normal, wajah cerah, lisan enak, dan badan sehat. Lebih dari itu bergaul dengan siapa pun akan menyenangkan.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk mengenal potensi yang termahal dari hidup kita, yaitu hati kita sendiri. Hidupkan hati dengan memperbanyak ilmu, memperbanyak ibadah, dan zikir. Ladang untuk berkarya teramat luas, hiduplah dengan menjaga kebersihan hati, insya Allah hidup ini menjadi lebih indah dan penuh makna.
Hati adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh kesungguhan. Kita tidak bisa mengatur dan menata hati, kecuali dengan memohon pertolongan Allah agar Dia selalu menjaga hati kita. Hati adalah pangkal kehidupan. Jika Allah memberi hati kita yang bening, kita akan banyak mendapat keuntungan dan bisa menjadi apa saja sesuai dengan keinginan. Bisnis bisa menjadi lancar dan sukses, menjadi pemimpin yang dicintai, suami yang dihormati, ayah yang disegani, menjadi apa pun bisa terwujud jika akhlak kita mulia di sisi Allah. Dan kuncinya adalah Qalbun Salim, yaitu hati yang selamat, selamat dari segala kebusukan. Sebab kesuksesan dan kemuliaan hanyalah milik orang-orang yang berhati bersih. Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.Wallahu a`lam bishowab
nasehat seorg wanita bijak....
Ktika kehendakmu tak sjalan dg kehendakNya, biarkan kehendakNya yg berjalan atas hdpmu krn kehendakNya a/ kbaikan utkmu...
Ktika inginmu tak ssuai dg inginNya, biarkan inginNya mjd skenario trbaik bagi hidupmu, krn Dia Maha Tau sgla hal ttg dirimu.
Biarkan tangisan mngobati kkecewaanmu, bkn kecewa pd Rabb mu tp kekecewaan pd dirimu sndiri krn tak mmpu brdiri d'atas inginNya.
Hdp hrs djalani sesakit apa pun siap atau tdk, krn Rabb mu tdk bth prsetujuan mu atas kehendakNya...
Ktika inginmu tak ssuai dg inginNya, biarkan inginNya mjd skenario trbaik bagi hidupmu, krn Dia Maha Tau sgla hal ttg dirimu.
Biarkan tangisan mngobati kkecewaanmu, bkn kecewa pd Rabb mu tp kekecewaan pd dirimu sndiri krn tak mmpu brdiri d'atas inginNya.
Hdp hrs djalani sesakit apa pun siap atau tdk, krn Rabb mu tdk bth prsetujuan mu atas kehendakNya...
Cermin Diri
Tatkala kudatangi sebuah cermin
Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat
Namun aneh sesungguhnya aku belum mengenal…….siapa yang kulihat
Tatkala kutatap wajah, hatiku bertanya?
apakah wajah ini wajah yang kelak akan bercahaya, bersinar indah di surga sana,
ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahanam.
Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya?
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan
Menatap Allah, menatap Rasulullah,
menatap kekasih-kekasih Allah kelak
Ataukah mata ini yang akan terbeliak, melotot,
menganga terburai menatap neraka jahanam
Apakah mata terlihat maksiat ini akan menyelamatkan?
Wahai mata apa gerang yang kau tatap selama ini
Tatkala kutatap mulut, apakah mulut ini
yang kelak akan mendesah penuh kerinduan
Mengucap Laailaahaillallah saat malaikat maut
datang menjemput, ataukah menjadi mulut menganga
dengan lidah menjulur dengan lengking jeritan pilu
yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar
Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zakum jahanam
Yang getir penghangus, penghancur setiap usus
Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang?
berapa banyak dusta yang engkau ucapkan
Berapa banyak hati-hati yang remuk
Dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam
Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu
yang engkau ucapkan untuk menipu
berapa jarang engkau jujur
betapa langkanya engkau menyebut
nama Tuhanmu dengan tulus
betapa jarangnya engkau syahdu
memohon agar Tuhanmu mengampuni
Tatkala kutatap tubuhku
Apakah tubuh ini yang kelak akan penuh cahaya,
bersinar, bersukacita, bercengkrama di surga
atau tubuh yang akan tercabi-cabik hancur
mendidih di dalam lahar membara jahanam
terpasang tanpa ampun derita yang takkan pernah berakhir
wahai tubuh berapa banyak maksiat yang engkau lakukan?
berapa banyak orang-orang yang engkau dzolimi dengan tubuhmu ?
Berapa banyak hambamu, hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau tindas dengan kekuatanmu?
berapa banyak perindu pertolongan
yang engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu
berapa banyak hak-hak yang engkau rampas
Ketika kutatap hai tubuh
Seperti apa gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu
atau sebagus daki-daki yang melekat ditubuhmu
apakah hatimu segagah ototmu
atau selemah daun-daun yang mudah rontok
apakah hatimu seindah penampilanmu
ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu
betapa beda-beda
Apa yang tampak dicermin dengan apa yang tersembunyi
….. betapa beda …..
apa yang tampak dicermin
Dan apa yang tersembunyi betapa aku telah tertipu
aku tertipu oleh topeng,
betapa yang kulihat selama ini hanya topeng
hanyalah topeng belaka,
betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng
betapa yang indah ternyata hanyalah topeng
sedangkan aku…..
hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus,
aku tertipu,
aku malu ya Allah…..
aku tertipu
Allah…..Allah selamatkan aku.
Amin ya Robbal Aalamiin…..
Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat
Namun aneh sesungguhnya aku belum mengenal…….siapa yang kulihat
Tatkala kutatap wajah, hatiku bertanya?
apakah wajah ini wajah yang kelak akan bercahaya, bersinar indah di surga sana,
ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahanam.
Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya?
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan
Menatap Allah, menatap Rasulullah,
menatap kekasih-kekasih Allah kelak
Ataukah mata ini yang akan terbeliak, melotot,
menganga terburai menatap neraka jahanam
Apakah mata terlihat maksiat ini akan menyelamatkan?
Wahai mata apa gerang yang kau tatap selama ini
Tatkala kutatap mulut, apakah mulut ini
yang kelak akan mendesah penuh kerinduan
Mengucap Laailaahaillallah saat malaikat maut
datang menjemput, ataukah menjadi mulut menganga
dengan lidah menjulur dengan lengking jeritan pilu
yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar
Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zakum jahanam
Yang getir penghangus, penghancur setiap usus
Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang?
berapa banyak dusta yang engkau ucapkan
Berapa banyak hati-hati yang remuk
Dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam
Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu
yang engkau ucapkan untuk menipu
berapa jarang engkau jujur
betapa langkanya engkau menyebut
nama Tuhanmu dengan tulus
betapa jarangnya engkau syahdu
memohon agar Tuhanmu mengampuni
Tatkala kutatap tubuhku
Apakah tubuh ini yang kelak akan penuh cahaya,
bersinar, bersukacita, bercengkrama di surga
atau tubuh yang akan tercabi-cabik hancur
mendidih di dalam lahar membara jahanam
terpasang tanpa ampun derita yang takkan pernah berakhir
wahai tubuh berapa banyak maksiat yang engkau lakukan?
berapa banyak orang-orang yang engkau dzolimi dengan tubuhmu ?
Berapa banyak hambamu, hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau tindas dengan kekuatanmu?
berapa banyak perindu pertolongan
yang engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu
berapa banyak hak-hak yang engkau rampas
Ketika kutatap hai tubuh
Seperti apa gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu
atau sebagus daki-daki yang melekat ditubuhmu
apakah hatimu segagah ototmu
atau selemah daun-daun yang mudah rontok
apakah hatimu seindah penampilanmu
ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu
betapa beda-beda
Apa yang tampak dicermin dengan apa yang tersembunyi
….. betapa beda …..
apa yang tampak dicermin
Dan apa yang tersembunyi betapa aku telah tertipu
aku tertipu oleh topeng,
betapa yang kulihat selama ini hanya topeng
hanyalah topeng belaka,
betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng
betapa yang indah ternyata hanyalah topeng
sedangkan aku…..
hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus,
aku tertipu,
aku malu ya Allah…..
aku tertipu
Allah…..Allah selamatkan aku.
Amin ya Robbal Aalamiin…..
Menata Pikiran Ketika Sakit
Banyak hal yang tidak kita inginkan tiba-tiba datang menimpa. Hal
tersebut sering menyebabkan tertekannya perasaan yang berujung pada
penderitaan. Salah satunya adalah penyakit. Ya, saat-saat kita ditimpa
sakit. Adalah lazim bila sebagian kita jatuh mengeluh tatkala sakit.
Tubuh lunglai, wajah kuyu, dan pudar cahayanya.
Sebenarnya, yang paling berbahaya adalah bila kita tidak bisa memenej pikiran dengan baik. Biasanya menerawang jauh, realitas yang ada didramatisasi, segalanya dipersulit, hingga makin parah dan menegangkan. Orang yang terkena gejala tumor misalnya, akan menjadi sengsara jika yang menjadi buah pikirannya adalah sesuatu yang lebih mengerikan dari kondisi sebenarnya. Ah, jangan-jangan tumor ganas. Bagaimana kalau merambat ke seluruh tubuh, sehingga harus dioperasi? Lalu, bagaimana kalau operasinya gagal? Belum lagi biayanya yang pasti akan sangat mahal. Bila hal ini terjadi, maka orang tersebut akan jauh lebih menderita daripada kenyataan sebenarnya.
Hal ini terjadi karena kesalahan cara berpikir. Ia belum paham terhadap hikmah dari sakit yang menimpa, sehingga salah dalam menyikapinya. Hasilnya jelas, rugi dunia akhirat. Sikap semacam ini harus kita buang jauh-jauh. Memang benar kita harus sehat. Sebab dengan badan sehatlah gerak hidup menjadi lancar. Kalau pun tubuh kita harus sakit, suatu saat nanti, maka hati kita harus tetap berfungsi dengan baik.
Bagaimana menyiasatinya?
Pertama, yakin bahwa hidup akan selalu dipergilirkan. Mungkin sekarang kita sehat, tapi esok hari kita sakit. Ini sebuah keniscayaan. Allah SWT berfirman, “Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah [2]: 155).
Kedua, yakin bahwa semua yang terjadi ada dalam genggaman Allah SWT. Difirmankan, “Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kamu berada di dalamnya (sekarang) dan (mengetahui pula) hari (saat manusia) dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS An-Nuur [24]: 64).
Alam semesta berikut isinya benar-benar milik Allah SWT. Dialah yang menciptakan, mengatur dan mengurusnya setiap saat. Sedangkan kita, jangankan membuat, menggambarnya saja tidak mampu. Sekali lagi, semuanya ada dalam genggaman Allah SWT. Dia kuasa melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa dapat dicegah, ditolak dan dihalangi. Begitu pula kalau Allah menghendaki kita sakit. Sangat wajar, karena tubuh kita adalah milik Allah SWT. Kenapa kita harus putus asa? Ibarat seseorang menitipkan baju kepada kita. Kalau suatu saat diambil, kurang layak bila kita menahannya.
Ketiga, yakin bahwa Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana. Dia Maha Ttahu akan kadaan tubuh kita. Semua yang ditimpakan kepada kita sudah diukur dengan sangat sempurna dan mustahil “overdosis”. Difirmankan, “Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapatkan pahala dari kebaikan yang diusahakannya dan mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya.” (QS Al-Baqarah [2]: 286).
Karena itu, sangat tidak tepat bila kita membebani pikiran dengan mendramatisasi masalah apalagi sampai berburuk sangka kepada Allah SWT. Tentu, akan lebih baik bila kita kerahkan segala potensi yang ada untuk meraih hikmah di balik semua kejadian.
Sahabat, bila kita telah memahami hikmahnya, sakit bisa kita nikmati sebagai ujian kesabaran serta sarana pengugur dosa-dosa kita. Bukankah kita selalu merindukan ampunan-Nya? Inilah salah satu bentuk pengabulan doa kita tersebut.
Rasulullah SAW bersabda, “Ketika seseorang ditimpa penderitaan (sakit), maka Allah mengutus dua malaikat kepadanya. Dia berfirman, ‘Dengarkanlah apa kata hamba-Ku ketika ditengok orang-orang’. Jika ia mengucapkan alhamdulillah, maka Allah berfirman kepada dua malaikat tersebut, ‘Sampaikanlah kepadanya, jika Aku mematikannya karena penyakitnya, maka ia pasti masuk syurga; dan jika Aku sembuhkan, maka pasti daging dan darahnya akan Aku ganti dengan yang lebih baik dari asalnya, serta Aku jadikan penderitaan (penyakitnya) sebagai penebus dosa-dosanya.” (HR Al Faqih).
Hikmah lainnya, sakit bisa dijadikan sebagai sarana tafakur. Dengan sakit, kita dapat terhindar dari kemaksiatan yang mungkin akan kita lakukan ketika sehat. Kita menjadi insyaf akan penting dan mahalnya harga kesehatan yang seringkali kita sia-siakan.
Sakit pun bisa menjadi jalan rezeki bagi dokter dan petugas kesehatan, sekaligus menjadi ladang amal bagi mereka bila ikhlas. Sedangkan bagi kita, berobat jadi ladang pahala ikhtiar. Soal sembuh tidaknya, serahkan kepada Allah semata. Pahala ikhtiar akan kita dapatkan sepanjang ikhtiar yang kita lakukan sesuai ketentuan-Nya. Insya Allah.
Sebenarnya, yang paling berbahaya adalah bila kita tidak bisa memenej pikiran dengan baik. Biasanya menerawang jauh, realitas yang ada didramatisasi, segalanya dipersulit, hingga makin parah dan menegangkan. Orang yang terkena gejala tumor misalnya, akan menjadi sengsara jika yang menjadi buah pikirannya adalah sesuatu yang lebih mengerikan dari kondisi sebenarnya. Ah, jangan-jangan tumor ganas. Bagaimana kalau merambat ke seluruh tubuh, sehingga harus dioperasi? Lalu, bagaimana kalau operasinya gagal? Belum lagi biayanya yang pasti akan sangat mahal. Bila hal ini terjadi, maka orang tersebut akan jauh lebih menderita daripada kenyataan sebenarnya.
Hal ini terjadi karena kesalahan cara berpikir. Ia belum paham terhadap hikmah dari sakit yang menimpa, sehingga salah dalam menyikapinya. Hasilnya jelas, rugi dunia akhirat. Sikap semacam ini harus kita buang jauh-jauh. Memang benar kita harus sehat. Sebab dengan badan sehatlah gerak hidup menjadi lancar. Kalau pun tubuh kita harus sakit, suatu saat nanti, maka hati kita harus tetap berfungsi dengan baik.
Bagaimana menyiasatinya?
Pertama, yakin bahwa hidup akan selalu dipergilirkan. Mungkin sekarang kita sehat, tapi esok hari kita sakit. Ini sebuah keniscayaan. Allah SWT berfirman, “Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah [2]: 155).
Kedua, yakin bahwa semua yang terjadi ada dalam genggaman Allah SWT. Difirmankan, “Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia mengetahui keadaan yang kamu berada di dalamnya (sekarang) dan (mengetahui pula) hari (saat manusia) dikembalikan kepada-Nya, lalu diterangkan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS An-Nuur [24]: 64).
Alam semesta berikut isinya benar-benar milik Allah SWT. Dialah yang menciptakan, mengatur dan mengurusnya setiap saat. Sedangkan kita, jangankan membuat, menggambarnya saja tidak mampu. Sekali lagi, semuanya ada dalam genggaman Allah SWT. Dia kuasa melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa dapat dicegah, ditolak dan dihalangi. Begitu pula kalau Allah menghendaki kita sakit. Sangat wajar, karena tubuh kita adalah milik Allah SWT. Kenapa kita harus putus asa? Ibarat seseorang menitipkan baju kepada kita. Kalau suatu saat diambil, kurang layak bila kita menahannya.
Ketiga, yakin bahwa Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana. Dia Maha Ttahu akan kadaan tubuh kita. Semua yang ditimpakan kepada kita sudah diukur dengan sangat sempurna dan mustahil “overdosis”. Difirmankan, “Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapatkan pahala dari kebaikan yang diusahakannya dan mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya.” (QS Al-Baqarah [2]: 286).
Karena itu, sangat tidak tepat bila kita membebani pikiran dengan mendramatisasi masalah apalagi sampai berburuk sangka kepada Allah SWT. Tentu, akan lebih baik bila kita kerahkan segala potensi yang ada untuk meraih hikmah di balik semua kejadian.
Sahabat, bila kita telah memahami hikmahnya, sakit bisa kita nikmati sebagai ujian kesabaran serta sarana pengugur dosa-dosa kita. Bukankah kita selalu merindukan ampunan-Nya? Inilah salah satu bentuk pengabulan doa kita tersebut.
Rasulullah SAW bersabda, “Ketika seseorang ditimpa penderitaan (sakit), maka Allah mengutus dua malaikat kepadanya. Dia berfirman, ‘Dengarkanlah apa kata hamba-Ku ketika ditengok orang-orang’. Jika ia mengucapkan alhamdulillah, maka Allah berfirman kepada dua malaikat tersebut, ‘Sampaikanlah kepadanya, jika Aku mematikannya karena penyakitnya, maka ia pasti masuk syurga; dan jika Aku sembuhkan, maka pasti daging dan darahnya akan Aku ganti dengan yang lebih baik dari asalnya, serta Aku jadikan penderitaan (penyakitnya) sebagai penebus dosa-dosanya.” (HR Al Faqih).
Hikmah lainnya, sakit bisa dijadikan sebagai sarana tafakur. Dengan sakit, kita dapat terhindar dari kemaksiatan yang mungkin akan kita lakukan ketika sehat. Kita menjadi insyaf akan penting dan mahalnya harga kesehatan yang seringkali kita sia-siakan.
Sakit pun bisa menjadi jalan rezeki bagi dokter dan petugas kesehatan, sekaligus menjadi ladang amal bagi mereka bila ikhlas. Sedangkan bagi kita, berobat jadi ladang pahala ikhtiar. Soal sembuh tidaknya, serahkan kepada Allah semata. Pahala ikhtiar akan kita dapatkan sepanjang ikhtiar yang kita lakukan sesuai ketentuan-Nya. Insya Allah.
Mengenali HIKMAH dlm Ujian Kehidupan
Kata orang, hidup ini layaknya roda kehidupan. Kadang berada di
atas, kadang berada di bawah. Ada pula yang bilang hidup ini seperti
ombak di pantai. Kadang tenang, namun tak jarang pula menghantarkan
gelombang yang begitu kencang. Apa pun perumpamaan manusia terhadap
kehidupan ini, intinya adalah hidup ini takkan setenang air di dalam
kolam. Akan ada goncangan-goncangan, hambatan-hambatan, dan ujian-ujian
yang bermacam-macam bentuknya.
Terkadang manusia seringkali merasa tidak mampu untuk menghadapi cobaan-cobaan hidup. Bahkan banyak pula yang tak menyadari bahwa semua nikmat dan semua ujian itu hanya berasal dari satu sumber. Semua itu berasal dari pemilik seluruh jiwa-jiwa manusia dan penguasa seluruh hati-hati manusia, yaitu Allah, Sang Maha Kuasa. Parahnya, ada juga yang menyesali diri sendiri, menganggap nasib diri terlalu sial, sehingga tak pernah mendapatkan kebahagiaan dalam hidup.
Mungkin anda pernah dengar cerita sebuah cangkir cantik yang dipajang di sebuah etalase toko. Sebelum berada di sana, ia hanyalah seonggok tanah liat yang sama sekali tidak dihiraukan orang. Kemudian seorang pengrajin mengambil dirinya, membentuk tanah liat itu, kemudian membakarnya di dalam perapian. Sang tanah liat sempat marah dan benci terhadap perlakuan yang diterimanya. Ia harus menahan sakit dan kepanasan. Tak sampai di situ, ia harus rela dicat dengan berbagai warna, kemudian dibakar lagi. Segala macam perlakuan sungguh tidak mengenakkan baginya. Namun apa yang terjadi, setelah semua proses selesai, sang tanah liat mendapati dirinya telah menjadi sebuah cangkir cantik. Ia bukan lagi seonggok tanah liat yang bau, tapi ia telah menjadi sosok baru dan tentu saja lebih baik. *
Mungkin kita sebagai manusia, seringkali berpikir seperti tanah liat tadi. Ujian-ujian yang mendatangi di setiap detik kehidupan selalu ditanggapi dengan ketidaksabaran, keluh kesah, dan ketidakikhlasan. Tak jarang mungkin di antara kita merasa terlalu dibebani dengan amanah-amanah, merasa hanya diri sendiri yang diberi ujian, sedang orang lain bisa bersenang-senang, dan ada juga yang justru berhenti dan tidak mau lagi berbuat karena merasa terlalu lelah, fatigue, dan kecewa. Belum lagi kondisi lingkungan, keluarga, dan teman-teman yang seringkali cuek, tidak perduli, dan sibuk dengan urusan masing-masing.
Tapi cobalah kita lihat kisah si gelas cantik tadi. Lihatlah, betapa setelah semua proses berlalu, seonggok tanah liat telah menjadi sebuah gelas cantik. Betapa indahnya perubahan itu. Saat ini anda mungkin sedang diuji berbagai macam masalah, mulai dari masalah di keluarga, orang tua, teman-teman, tempat kerja, bahkan amanah dakwah sekalipun, tapi percayalah bahwa Allah sedang membentuk anda. Bisa jadi anda tidak menyukai bentukan itu, tapi anda harus sabar. Bukankah selalu ada kemudahan setelah kesusahan? Ingat, awan tak selamanya mendung, sekali waktu ia akan cerah berawan menaungi langit. Bahkan angin topan pun tak selamanya meniupkan angin kencangnya, pada waktunya ia akan tenang dan reda kembali.
Dulu, seorang teman pernah bilang, kalau merasa diri sedang mendapatkan ujian yang begitu berat, berbaik sangkalah kepada diri sendiri dan kepada Allah. Ingat bahwa Allah selalu menurut persangkaan hamba-Nya. Anggap saja saat diuji dengan berbagai masalah, anda sedang dalam masa ujian layaknya anak sekolah. Untuk bisa naik tingkat, harus ada ujian untuk menguji kesiapan. Makin tinggi tingkat, makin tinggi pula level kerumitan ujian yang diberikan. Percayalah, kalau anda berhasil menghadapi ujian ini, anda akan berhasil naik tingkat di mata Allah, menjadi mukmin sejati. Allah tidak akan memberikan suatu ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Kalau Allah saja yakin kita mampu, masa kita sendiri tidak yakin dengan kemampuan diri?
Buat saudara-saudaraku yang saat ini sedang diuji oleh Allah, apapun bentuk ujian itu, bergembiralah dan bersabarlah. Bergembira karena ujian berarti Allah masih peduli dan sayang kepada kita, untuk itu ia memberikan ujian agar kita lebih kuat, lebih bijak, dan lebih mulia. Allah ingin kita menjadi lebih baik di hadapan-Nya. Setelah itu, bersabarlah karena sesungguhnya kesabaran akan membuahkan ketenangan jiwa, kekuatan hati, dan sungguh Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Bersabarlah, karena Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman, justru manusia lah yang seringkali meninggalkan sang penciptanya.
Apakah yang diperoleh orang-orang yang telah kehilangan Allah dari dalam dirinya? Dan apakah yang harus dicari oleh orang-orang yang telah menemukan Allah di dalam dirinya? Sungguh antara yang pertama dan kedua tidak akan pernah sama. Orang kedua akan mendapatkan segalanya, dan orang pertama akan kehilangan segalanya
Terkadang manusia seringkali merasa tidak mampu untuk menghadapi cobaan-cobaan hidup. Bahkan banyak pula yang tak menyadari bahwa semua nikmat dan semua ujian itu hanya berasal dari satu sumber. Semua itu berasal dari pemilik seluruh jiwa-jiwa manusia dan penguasa seluruh hati-hati manusia, yaitu Allah, Sang Maha Kuasa. Parahnya, ada juga yang menyesali diri sendiri, menganggap nasib diri terlalu sial, sehingga tak pernah mendapatkan kebahagiaan dalam hidup.
Mungkin anda pernah dengar cerita sebuah cangkir cantik yang dipajang di sebuah etalase toko. Sebelum berada di sana, ia hanyalah seonggok tanah liat yang sama sekali tidak dihiraukan orang. Kemudian seorang pengrajin mengambil dirinya, membentuk tanah liat itu, kemudian membakarnya di dalam perapian. Sang tanah liat sempat marah dan benci terhadap perlakuan yang diterimanya. Ia harus menahan sakit dan kepanasan. Tak sampai di situ, ia harus rela dicat dengan berbagai warna, kemudian dibakar lagi. Segala macam perlakuan sungguh tidak mengenakkan baginya. Namun apa yang terjadi, setelah semua proses selesai, sang tanah liat mendapati dirinya telah menjadi sebuah cangkir cantik. Ia bukan lagi seonggok tanah liat yang bau, tapi ia telah menjadi sosok baru dan tentu saja lebih baik. *
Mungkin kita sebagai manusia, seringkali berpikir seperti tanah liat tadi. Ujian-ujian yang mendatangi di setiap detik kehidupan selalu ditanggapi dengan ketidaksabaran, keluh kesah, dan ketidakikhlasan. Tak jarang mungkin di antara kita merasa terlalu dibebani dengan amanah-amanah, merasa hanya diri sendiri yang diberi ujian, sedang orang lain bisa bersenang-senang, dan ada juga yang justru berhenti dan tidak mau lagi berbuat karena merasa terlalu lelah, fatigue, dan kecewa. Belum lagi kondisi lingkungan, keluarga, dan teman-teman yang seringkali cuek, tidak perduli, dan sibuk dengan urusan masing-masing.
Tapi cobalah kita lihat kisah si gelas cantik tadi. Lihatlah, betapa setelah semua proses berlalu, seonggok tanah liat telah menjadi sebuah gelas cantik. Betapa indahnya perubahan itu. Saat ini anda mungkin sedang diuji berbagai macam masalah, mulai dari masalah di keluarga, orang tua, teman-teman, tempat kerja, bahkan amanah dakwah sekalipun, tapi percayalah bahwa Allah sedang membentuk anda. Bisa jadi anda tidak menyukai bentukan itu, tapi anda harus sabar. Bukankah selalu ada kemudahan setelah kesusahan? Ingat, awan tak selamanya mendung, sekali waktu ia akan cerah berawan menaungi langit. Bahkan angin topan pun tak selamanya meniupkan angin kencangnya, pada waktunya ia akan tenang dan reda kembali.
Dulu, seorang teman pernah bilang, kalau merasa diri sedang mendapatkan ujian yang begitu berat, berbaik sangkalah kepada diri sendiri dan kepada Allah. Ingat bahwa Allah selalu menurut persangkaan hamba-Nya. Anggap saja saat diuji dengan berbagai masalah, anda sedang dalam masa ujian layaknya anak sekolah. Untuk bisa naik tingkat, harus ada ujian untuk menguji kesiapan. Makin tinggi tingkat, makin tinggi pula level kerumitan ujian yang diberikan. Percayalah, kalau anda berhasil menghadapi ujian ini, anda akan berhasil naik tingkat di mata Allah, menjadi mukmin sejati. Allah tidak akan memberikan suatu ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Kalau Allah saja yakin kita mampu, masa kita sendiri tidak yakin dengan kemampuan diri?
Buat saudara-saudaraku yang saat ini sedang diuji oleh Allah, apapun bentuk ujian itu, bergembiralah dan bersabarlah. Bergembira karena ujian berarti Allah masih peduli dan sayang kepada kita, untuk itu ia memberikan ujian agar kita lebih kuat, lebih bijak, dan lebih mulia. Allah ingin kita menjadi lebih baik di hadapan-Nya. Setelah itu, bersabarlah karena sesungguhnya kesabaran akan membuahkan ketenangan jiwa, kekuatan hati, dan sungguh Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Bersabarlah, karena Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman, justru manusia lah yang seringkali meninggalkan sang penciptanya.
Apakah yang diperoleh orang-orang yang telah kehilangan Allah dari dalam dirinya? Dan apakah yang harus dicari oleh orang-orang yang telah menemukan Allah di dalam dirinya? Sungguh antara yang pertama dan kedua tidak akan pernah sama. Orang kedua akan mendapatkan segalanya, dan orang pertama akan kehilangan segalanya
MUHASABAH
Marilah sejenak Qta merenungi perjalanan hidup Qta...
Alloh Maha Mendengar Maha Menatap Maha Menyaksikan segala galanya.
Dialah yg menciptakan Qta, Dialah yg menghidupkan Qta, Dialah pula yg mengurus Qta setiap saat.
Qta berada di negeri ini Alloh lah yg menentukan, Dia menyaksikan apapun yg terjadi, Maha tau segala masalah yg ada & hanya Dialah yg kuasa menolong Qta semua.
Hidup di dunia hanya mampir, Qta tdk tau berapa lama lagi Qta bisa mnikmati matahari, tapi pasti Qta akan meninggalkan orang2 yg Qta cintai & segala yg Qta miliki.
Qta pasti mati....Qta pasti mati.... Qta pasti mati.... Tdk ada seorang pun yg kuasa menolak kematian, segagah apapun, sekaya apapun, setinggi apapun jabatannya, sehebat apapun kekuasaannya, mati menjadi bangkai, tubuh menjijikan tapi itu tdk seberapa, karena di akhirat Qta pasti akan memikul apapun yg Qta lakukan.
Allohumma Sholi 'ala sayyidina wahabibina wasyafi'ina wanabiyyina wamaulana Muhammad.....
Alhamdulillah hiladzi hamdan na 'imin hamdan syaakirin....
Allohummagfirlilmuslimin....
Ya Alloh wahai yg Maha Mendengar sudah terlalu lama kami melupakan Mu, Engkau tau hari2 yg kami jalani lbh sibuk mengejar dunia ini dari pada mengejar ridha Mu.
Rabb Engkau pun Maha Tau hati kami kering gersang, hari2 yg kami jalani lelah karena lumuran dosa, aib &maksiat yg melekat pd diri ini.
Duhai Alloh andaikata bala bencana musibah yg bertubi tubi, serta hidup yg tdk nyaman ini dating karena dosa2 kami, jadikan saat ini menjadi ampunan bagi kami.
Ampunilah ya Alloh sebusuk apa pun diri kami, ampuni sebanyak apapun dosa2 yg melekat pd diri ini,ampuni sebusuk apapun aib2 yg kami sembunyikan selama ini.
Duhai yg Maha Pengampun, ampuni jikalau kami menjadi makhluk yg sering menyekutukan Mu, menghina Mu, melupakanMu, ampuni jikalau nikmat yg Kau beri tiada pernah kami syukuri, bahkan ampuni jika nikmat yg ada kami gunakan utk mengkhianati Mu.
Ya Alloh jikalau Kau saksikan kami begitu sombong & takabur dg titipan Mu, jangan biarkan karunia ini berubah menjadi laknat & bencana ya Alloh.
Ya Alloh ampunii jikalau kami sering menyakiti ibu bapa kami, ampuni jikalau mereka kecewa melahirkan kami, berikan kami kesempatan menjadi anak yg tau balas budi, berikan kesempatan bagi kamituk memuliakan, membahagiakan ibu bapa kami, jadikan kami jalan kemuliaan bagi dunia akhiratnya.
"Rabbana dholamna anfusana wainlam tagfirlana watarhamna lana kunanna minal khosirin"
Ya Alloh ampuni jikalau kami sering menyakiti keluarga kami, ampuni jika kami salah mengurus rumah tangga, salah mendidik anak2 kami, jangan biarkan mereka menuntut kami di akhirat ya Alloh, ampuni jika anak2 kami tdk mengenal Mu karena kesalahan kami, titipkan kpd kami rumah tangga yg sakinah mawadah warohmah.
"Robbana hablana min azwajina waduriyyatina qurrota a'yun waja'alna lil muttaqiina imama"
Alloh karuniakan kpd kami rumah tangga yg penuh barokah, jadikan keturunan kami lbh baek dr kami, muliakan akhlaknya, jgn biarkan keturunan kami mencoreng aib, berbuat durhaka muliakan akhlaknya, cerdaskan akal pikirannya, sehatkan lahir batinnya, jadikan do'a & kasih sayangnya membahagiakan dunia akhirat kami.
Ya Alloh ampuni jikalau kami sering mendholimi hamba2 Mu yg lemah, jgn biarkan kami jd makhluk dzolim ya Alloh.
Ampuni andaikata pd diri kami banyak harta haram, jgn biarkan kami meracuni keluarga kami dg harta haram, jgn biarkan kami meracuni anak2 kami dg harta haram, berikan kesanggupan kami mencari nafkah yg halal & berkah.
Ya Alloh ampuni jikalau selama ini kami lbh banyak riya dr perbuatan kami, indahkan amal2 kami dg keikhlasan, jgn biarkan kami jd manusia yg diperbudak dunia.
Ya Alloh jgn biarkan hawa nafsu menjerumuskan kami, jgn biarkan syahwat membuat kami berbuat maksiat.
Rabb tolonglah kami ya Alloh "Allohumma inna nas 'aluka iimanan kaamilan wa yaqiinanshodiqon wa qolban khosyia'an"
Kuatkan iman kami ya Alloh, jgn biarkan bangsa ini terhina bagini ya Alloh, jgn biarkan umatmu ini terpuruk, bangkitkan hamba2 Mu yg sholeh, yg benar2 mencintai Mu, mencintai hidup benar di jalan Mu.
Tolonglah kami ya Alloh, sudahi segala penderitaan dan bala bencana ini ya Karim, tolonglah ya Alloh balikkan hati yg sdg bermusuhan menjadi hati yg penuh kasih sayang, balikan hati yg berniat keji menjadi bertobat, balikan hati orang2 yg pendendam menjadi hati yg bersaudara, tolonglah ya Alloh persatukan kami dalam kebenaran dalam kebaikan, hanya Engkau yg menggenggam diri2 kami ya Alloh.
"Hasbunallohwani'mal wakiil ni'mal maula wani'man nashiir"
"Robbana aatina fidunya hasanah wabil akhiroti hasanah waqina adza bannaar"
Ya Alloh selamatkan kami dari bala bencan, jadikan kedamaian menjadi kebahagiaanbagi kami semua.
"subhanaka robbika robbil 'ijaati 'amma yasifun wasalmun 'alal mursalina walhamdulillah"
GuRaT HaTe...+_+
Naon atuh nu kudu di pika melang?
Galah anjeun sorangan, galah kuring sorangan geus pada2 surti
Urang sarua tuna, ukur boga tutuna rasa nu manteng dina angan2
Najan aya GuRaT HaTe anu kungsi dikaitkeun harita
Tp naon bedana jeung angin lebak putuh camara
Lebak buuk jeung rambut anjeun
Nu lawas di tali kumbang baluh rasa
Sing horeng urang teh pada embung
Kembang teh taya hareupan sirungan
Sabalikna malah anteng maliguran
Tah didieu jungjunan...
Dina titimangsa nu ieu apan urang kungsi pedal saniatan
Rek nepungkeun walungan cinta
Caina ngagenclang ngamuara dina relung Qalbu
Dina tampian nu itu anjeun ngumbahan codeka
Dina leuwi nu ieu urang neleman nalangsa
Hariring teh geuning malah beuki ngagering
Beuki kinjin beuki manjangkeun kalangkang simpe
Meureun melak teh ukur lamuna hungkul
Urang sarua ikidna kana panineungan
Boa anjeun boa pisan kana lalakon lawan
Jeung naon deui anu bisa dilawungkeun?
Tangehna bumi jeung langit semu bisa ditepungkeun
Anjeun anteng timpurungna dunya
Kuring poekeun neangan titimangsa nu teu kungsi leungit
Naon deui atuh iwal ti meugatkeun juringkang tineung
Taya salahna upama urang mapay jalan sewang sewang...
Galah anjeun sorangan, galah kuring sorangan geus pada2 surti
Urang sarua tuna, ukur boga tutuna rasa nu manteng dina angan2
Najan aya GuRaT HaTe anu kungsi dikaitkeun harita
Tp naon bedana jeung angin lebak putuh camara
Lebak buuk jeung rambut anjeun
Nu lawas di tali kumbang baluh rasa
Sing horeng urang teh pada embung
Kembang teh taya hareupan sirungan
Sabalikna malah anteng maliguran
Tah didieu jungjunan...
Dina titimangsa nu ieu apan urang kungsi pedal saniatan
Rek nepungkeun walungan cinta
Caina ngagenclang ngamuara dina relung Qalbu
Dina tampian nu itu anjeun ngumbahan codeka
Dina leuwi nu ieu urang neleman nalangsa
Hariring teh geuning malah beuki ngagering
Beuki kinjin beuki manjangkeun kalangkang simpe
Meureun melak teh ukur lamuna hungkul
Urang sarua ikidna kana panineungan
Boa anjeun boa pisan kana lalakon lawan
Jeung naon deui anu bisa dilawungkeun?
Tangehna bumi jeung langit semu bisa ditepungkeun
Anjeun anteng timpurungna dunya
Kuring poekeun neangan titimangsa nu teu kungsi leungit
Naon deui atuh iwal ti meugatkeun juringkang tineung
Taya salahna upama urang mapay jalan sewang sewang...
BELAJAR DARI WAJAH
Menarik sekali
jikalau kita terus menerus belajar tentang fenomena apapun yang terjadi
dalam hiruk-pikuk kehidupan ini. Tidak ada salahnya kalau kita buat
semacam target. Misalnya : hari ini kita belajar tentang wajah. Wajah?
Ya, wajah. Karena masalah wajah bukan hanya masalah bentuknya, tapi yang
utama adalah pancaran yang tersemburat dari si pemilik wajah tersebut.
Ketika pagi menyingsing, misalnya, tekadkan dalam diri : "Saya ingin tahu wajah yang paling menenteramkan hati itu seperti apa? Wajah yang paling menggelisahkan itu seperti bagaimana?" karena pastilah hari ini kita akan banyak bertemu dengan wajah orang per orang. Ya, karena setiap orang pastilah punya wajah. Wajah istri, suami, anak, tetangga, teman sekantor, orang di perjalanan, dan lain sebagainya. Nah, ketika kita berjumpa dengan siapapun hari ini, marilah kita belajar ilmu tentang wajah.
Subhanallaah, pastilah kita akan bertemu dengan beraneka macam bentuk wajah. Dan, tiap wajah ternyata dampaknya berbeda-beda kepada kita. Ada yang menenteramkan, ada yang menyejukkan, ada yang menggelikan, ada yang menggelisahkan, dan ada pula yang menakutkan. Lho, kok menakutkan? Kenapa? Apa yang menakutkan karena bentuk hidungnya? Tentu saja tidak! Sebab ada yang hidungnya mungil tapi menenteramkan. Ada yang sorot matanya tajam menghunjam, tapi menyejukkan. Ada yang kulitnya hitam, tapi penuh wibawa.
Pernah suatu ketika berjumpa dengan seorang ulama dari Afrika di Masjidil Haram, subhanallaah, walaupun kulitnya tidak putih, tidak kuning, tetapi ketika memandang wajahnya... sejuk sekali! Senyumnya begitu tulus meresap ke relung qolbu yang paling dalam. Sungguh bagai disiram air sejuk menyegarkan di pagi hari. Ada pula seorang ulama yang tubuhnya mungil, dan diberi karunia kelumpuhan sejak kecil. Namanya Syekh Ahmad Yassin, pemimpin spiritual gerakan Intifadah, Palestina. Ia tidak punya daya, duduknya saja di atas kursi roda. Hanya kepalanya saja yang bergerak. Tapi, saat menatap wajahnya, terpancar kesejukan yang luar biasa. Padahal, beliau jauh dari ketampanan wajah sebagaimana yang dianggap rupawan dalam versi manusia. Tapi, ternyata dibalik kelumpuhannya itu beliau memendam ketenteraman batin yang begitu dahsyat, tergambar saat kita memandang sejuknya pancaran rona wajahnya.
Nah, saudaraku, kalau hari ini kita berhasil menemukan struktur wajah seseorang yang menenteramkan, maka caru tahulah kenapa dia sampai memiliki wajah yang menenteramkan seperti itu. Tentulah, benar-benar kita akan menaruh hormat. Betapa senyumannya yang tulus; pancaran wajahnya, nampak ingin sekali ia membahagiakan siapapun yang menatapnya. Dan sebaliknya, bagaimana kalau kita menatap wajah lain dengan sifat yang berlawanan; (maaf, bukan bermaksud meremehkan) ada pula yang wajahnya bengis, struktur katanya ketus, sorot matanya kejam, senyumannya sinis, dan sikapnya pun tidak ramah. Begitulah, wajah-wajah dari saudara-saudara kita yang lain, yang belum mendapat ilmu; bengis dan ketus. Dan ini pun perlu kita pelajari.
Ambillah kelebihan dari wajah yang menenteramkan, yang menyejukkan tadi menjadi bagian dari wajah kita, dan buang jauh-jauh raut wajah yang tidak ramah, tidak menenteramkan, dan yang tidak menyejukkan.
Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah; raut seperti apakah yang ada di wajah kita ini? Memang ada diantara hamba-hamba Allah yang bibirnya di desain agak berat ke bawah. Kadang-kadang menyangkanya dia kurang senyum, sinis, atau kurang ramah. Subhanallaah, bentuk seperti ini pun karunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun yang memilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi.
Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggal meningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi. Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapi yang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kita membuat di sekitar kita tercahayai? Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian yang luar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang itu merasa puas. Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW – bila ada orang yang menyapanya – menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama di hadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya.
Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajak berbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian. Tak heran bila cara memandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliau contohkan. Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orang yang diajak bicara.
Adapun kemuramdurjaan, ketidakenakkan, kegelisahan itu muncul ternyata diantara akibta kita belum menganggap orang yang ada dihadapan kita orang yang paling utama. Makanya, terkadang kita melihat seseorang itu hanya separuh mata, berbicara hanya separuh perhatian. Misalnya, ketika ada seseorang yang datang menghampiri, kita sapa orang itu sambil baca koran. Padahal, kalau kita sudah tidak mengutamakan orang lain, maka curahan kata-kata, cara memandang, cara bersikap, itu tidak akan punya daya sentuh. Tidak punya daya pancar yang kuat.
Oleh karena itu, marilah kita berlatih diri meneliti wajah, tentu saja bukan maksud untuk meremehkan. Tapi, mengambil tauladan wajah yang baik, menghindari yang tidak baiknya, dan cari kuncinya kenapa sampai seperti itu? Lalu praktekkan dalam perilaku kita sehari-hari. Selain itu belajarlah untuk mengutamakan orang lain!
Mudah-mudahan kita dapat mengutamakan orang lain di hadapan kita, walaupun hanya beberapa menit, walaupun hanya beberapa detik, subhanallaah.***
Ketika pagi menyingsing, misalnya, tekadkan dalam diri : "Saya ingin tahu wajah yang paling menenteramkan hati itu seperti apa? Wajah yang paling menggelisahkan itu seperti bagaimana?" karena pastilah hari ini kita akan banyak bertemu dengan wajah orang per orang. Ya, karena setiap orang pastilah punya wajah. Wajah istri, suami, anak, tetangga, teman sekantor, orang di perjalanan, dan lain sebagainya. Nah, ketika kita berjumpa dengan siapapun hari ini, marilah kita belajar ilmu tentang wajah.
Subhanallaah, pastilah kita akan bertemu dengan beraneka macam bentuk wajah. Dan, tiap wajah ternyata dampaknya berbeda-beda kepada kita. Ada yang menenteramkan, ada yang menyejukkan, ada yang menggelikan, ada yang menggelisahkan, dan ada pula yang menakutkan. Lho, kok menakutkan? Kenapa? Apa yang menakutkan karena bentuk hidungnya? Tentu saja tidak! Sebab ada yang hidungnya mungil tapi menenteramkan. Ada yang sorot matanya tajam menghunjam, tapi menyejukkan. Ada yang kulitnya hitam, tapi penuh wibawa.
Pernah suatu ketika berjumpa dengan seorang ulama dari Afrika di Masjidil Haram, subhanallaah, walaupun kulitnya tidak putih, tidak kuning, tetapi ketika memandang wajahnya... sejuk sekali! Senyumnya begitu tulus meresap ke relung qolbu yang paling dalam. Sungguh bagai disiram air sejuk menyegarkan di pagi hari. Ada pula seorang ulama yang tubuhnya mungil, dan diberi karunia kelumpuhan sejak kecil. Namanya Syekh Ahmad Yassin, pemimpin spiritual gerakan Intifadah, Palestina. Ia tidak punya daya, duduknya saja di atas kursi roda. Hanya kepalanya saja yang bergerak. Tapi, saat menatap wajahnya, terpancar kesejukan yang luar biasa. Padahal, beliau jauh dari ketampanan wajah sebagaimana yang dianggap rupawan dalam versi manusia. Tapi, ternyata dibalik kelumpuhannya itu beliau memendam ketenteraman batin yang begitu dahsyat, tergambar saat kita memandang sejuknya pancaran rona wajahnya.
Nah, saudaraku, kalau hari ini kita berhasil menemukan struktur wajah seseorang yang menenteramkan, maka caru tahulah kenapa dia sampai memiliki wajah yang menenteramkan seperti itu. Tentulah, benar-benar kita akan menaruh hormat. Betapa senyumannya yang tulus; pancaran wajahnya, nampak ingin sekali ia membahagiakan siapapun yang menatapnya. Dan sebaliknya, bagaimana kalau kita menatap wajah lain dengan sifat yang berlawanan; (maaf, bukan bermaksud meremehkan) ada pula yang wajahnya bengis, struktur katanya ketus, sorot matanya kejam, senyumannya sinis, dan sikapnya pun tidak ramah. Begitulah, wajah-wajah dari saudara-saudara kita yang lain, yang belum mendapat ilmu; bengis dan ketus. Dan ini pun perlu kita pelajari.
Ambillah kelebihan dari wajah yang menenteramkan, yang menyejukkan tadi menjadi bagian dari wajah kita, dan buang jauh-jauh raut wajah yang tidak ramah, tidak menenteramkan, dan yang tidak menyejukkan.
Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah; raut seperti apakah yang ada di wajah kita ini? Memang ada diantara hamba-hamba Allah yang bibirnya di desain agak berat ke bawah. Kadang-kadang menyangkanya dia kurang senyum, sinis, atau kurang ramah. Subhanallaah, bentuk seperti ini pun karunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun yang memilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi.
Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggal meningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi. Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapi yang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kita membuat di sekitar kita tercahayai? Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian yang luar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang itu merasa puas. Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW – bila ada orang yang menyapanya – menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama di hadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya.
Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajak berbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian. Tak heran bila cara memandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliau contohkan. Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orang yang diajak bicara.
Adapun kemuramdurjaan, ketidakenakkan, kegelisahan itu muncul ternyata diantara akibta kita belum menganggap orang yang ada dihadapan kita orang yang paling utama. Makanya, terkadang kita melihat seseorang itu hanya separuh mata, berbicara hanya separuh perhatian. Misalnya, ketika ada seseorang yang datang menghampiri, kita sapa orang itu sambil baca koran. Padahal, kalau kita sudah tidak mengutamakan orang lain, maka curahan kata-kata, cara memandang, cara bersikap, itu tidak akan punya daya sentuh. Tidak punya daya pancar yang kuat.
Oleh karena itu, marilah kita berlatih diri meneliti wajah, tentu saja bukan maksud untuk meremehkan. Tapi, mengambil tauladan wajah yang baik, menghindari yang tidak baiknya, dan cari kuncinya kenapa sampai seperti itu? Lalu praktekkan dalam perilaku kita sehari-hari. Selain itu belajarlah untuk mengutamakan orang lain!
Mudah-mudahan kita dapat mengutamakan orang lain di hadapan kita, walaupun hanya beberapa menit, walaupun hanya beberapa detik, subhanallaah.***
sebelum mengeluh, pikirkan... +_?'
Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.
Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa,
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.
Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.
Sebelum kamu mengeluh tentang Pasangan hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.
Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat
Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul
Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.
Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan
Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti mu.
Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
Pikirkan bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.
Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup
“Bersyukurlah padaKu, niscaya akan Aku tambahkan nikmatKu, namun barang siapa yang ingkar, sesungguhnya azabKu sangat pedih”
Hidup a/ Anugerah...
Ada seorang gadis buta yg membenci dirinya sendiri krn kebutaannya itu. Tdk hanya terhdp dirinya sendiri, ttp dia jg membenci semua org kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya utk menemani & menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jk dia bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yg mendonorkan sepasang mata kepadanya shg dia bisa melihat, tmasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Skrg kamu bs melihat dunia. Apakh kamu mau menikah denganku?" Gadis itu terguncang saat melihat bhw kekasihnya ternyata buta. Dia menolak utk menikah dgnnya.
Kekasihnya pergi dgn air mata mengalir, kemudian menulis surat singkat kpd gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik2 bola mata saya."
Kisah di atas memperlihatkan bgmn pikiran manusia brubah saat status hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yg ingat bgmn keadaan hidup seblmnya & lbh sedikit lagi yg ingat terhdp siapa hrs berterima kasih krn tlh menyertai & menopang bahkan di saat yg paling menyakitkan.
Hidup adalah anugerah
Hari ini seblm engkau berpikir utk mengucapkan kata2 kasar, Ingatlah akan seseorg yg tdk bs berbicara.
Seblm engkau mengeluh ttg cita rasa makananmu, Ingatlah akan seseorg yg tdk punya apapun utk dimakan.
Seblm engkau mengeluh ttg suami atau isterimu, Ingatlah akan seseorang yg menangis kpd Tuhan meminta pasangan hidup.
Seblm engkau mengeluh ttg hidupmu, Ingatlah akan seseorang yg begitu cepat pergi ke surga.
Seblm engkau mengeluh ttg anak2mu, Ingatlah akan seseorg yg begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, ttp belum mendapatnya.
Seblm engkau bertengkar karena rumahmu yg kotor & tdk ada yg membersihkan atau menyapu lantai, Ingatlah akan org gelandangan yg tinggal di jalanan.
SYUKURI APA YG DIMILIKI
SYUKURI APA YG ADA
HIDUP ADALAH ANUGERAH
PERTOLONGAN ALLAH SANGATLAH DEKAT
- Pernahkah Saat kau duduk santai dan menikmati harimu...
tiba-tiba kau terpikirkan ingin berbuat sesuatu kebaikan untuk seseorang..?
Itu adalah Allah Yang sedang berbicara denganmu dan mengetuk hatimu... (QS 4:114 , 2:195 , 28:77)
- Pernahkah Saat kau sedang sedih..kecewa..Tapi tak ada orang disekitarmu yang dapat kau jadikan tempat curahan hati..?
Itulah saatnya di mana Allah..Sedang rindu padamu dan ingin
agar kau berbicara pada-Nya.. (QS 12:86)
- Pernahkah kau tanpa sengaja memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu..dan tiba-tiba orang tersebut muncul atau kau bertemu dengannya..atau menerima telepon darinya..?
Itu adalah Kuasa Allah yang sedang menghiburmu..Tak ada yang namanya kebetulan... (QS 3:190-191)
- Pernahkah Kau mengharapkan sesuatu yang tak terduga..yang selama ini kau inginkan..tapi rasanya sulit untuk didapatkan..?
Itu adalah Allah Yang mengetahui dan mendengar suara batinmu..Dan hasil dari benih keebaikan yang kau taburkan sebelumnya.. (QS 65:2-3)
- Pernahkah Kau berada dalam situasi yang buntu..semua terasa begitu sulit.. begitu tak menyenangkan..hambar..kosong.. bahkan menakutkan..?
Itu adalah saat di mana Allah mengijinkan kau diuji..supaya kau menyadari Keberadaan-Nya..Dan Allah ingin mendengar rintihan dan doamu...
Karena DiA tahu kau sudah mulai melupakan-Nya dalam kesenangan... (QS 47:31 , 32:21)
Sering Allah mendemonstrasikan RAHMAT dan KEKUASAAN-NYA di dalam area..di mana saat manusia merasa dirinya tak mampu...
Apakah kau pikir tulisan ini hanya iseng terbaca olehmu...?
TIDAK..! Sekali lagi Tidak ada yang kebetulan...
Beberapa menit ini tenangkanlah dirimu...
Rasakan kehadiran-Nya...
Dengarkan suara-Nya yang berkata..
"Jangan Khawatir..AKU ada disini bersamamu..!" (QS 2:214 , 2:186, 50:16)
- Pernahkah Saat kau sedang sedih..kecewa..Tapi tak ada orang disekitarmu yang dapat kau jadikan tempat curahan hati..?
Itulah saatnya di mana Allah..Sedang rindu padamu dan ingin
agar kau berbicara pada-Nya.. (QS 12:86)
- Pernahkah kau tanpa sengaja memikirkan seseorang yang sudah lama tidak bertemu..dan tiba-tiba orang tersebut muncul atau kau bertemu dengannya..atau menerima telepon darinya..?
Itu adalah Kuasa Allah yang sedang menghiburmu..Tak ada yang namanya kebetulan... (QS 3:190-191)
- Pernahkah Kau mengharapkan sesuatu yang tak terduga..yang selama ini kau inginkan..tapi rasanya sulit untuk didapatkan..?
Itu adalah Allah Yang mengetahui dan mendengar suara batinmu..Dan hasil dari benih keebaikan yang kau taburkan sebelumnya.. (QS 65:2-3)
- Pernahkah Kau berada dalam situasi yang buntu..semua terasa begitu sulit.. begitu tak menyenangkan..hambar..kosong..
Itu adalah saat di mana Allah mengijinkan kau diuji..supaya kau menyadari Keberadaan-Nya..Dan Allah ingin mendengar rintihan dan doamu...
Karena DiA tahu kau sudah mulai melupakan-Nya dalam kesenangan... (QS 47:31 , 32:21)
Sering Allah mendemonstrasikan RAHMAT dan KEKUASAAN-NYA di dalam area..di mana saat manusia merasa dirinya tak mampu...
Apakah kau pikir tulisan ini hanya iseng terbaca olehmu...?
TIDAK..! Sekali lagi Tidak ada yang kebetulan...
Beberapa menit ini tenangkanlah dirimu...
Rasakan kehadiran-Nya...
Dengarkan suara-Nya yang berkata..
"Jangan Khawatir..AKU ada disini bersamamu..!" (QS 2:214 , 2:186, 50:16)
MENIKAH ADALAH...
Sumber: https://facebook.com/ SudahTahukahAnda.New
Bukan sekedar pesta yang riuh oleh kerabat, relasi penting, bukan ajang pamer tamu kehormatan, panggung megah, dekorasi wah atau pesta yang meriah...
Menikah...
Bukan sekadar membentuk tim kerja untuk menghasilkan uang untuk membeli segala jenis harta yang melimpah...
Bukan sekedar sarana belajar memasak, menjahit bagi istri dan sarana belajar membetulkan peralatan listrik bagi suami...
Menikah...
Bukan sekedar menyamakan hobi dan kegemaran sehingga sampai ada adagium humor: Kalau dua-duanya doyan musik, berarti ada gejala bisa langgeng...
Kalau sama-sama suka seafood berarti masa depan cerah...
(That simple ?! :)
Menikah bukan sekedar itu…
Menikah berbeda dengan perumpamaan sepasang sandal, yang hanya punya aspek kiri dan kanan...
Menikah adalah penyatuan dua manusia... Pria dan wanita. Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya...
So,
Menikah adalah...
Menyatukan dua isi kepala, dua ide, dua impian menjadi sesuatu yang besar - Bermakna - tak hanya untuk kita,pasangan dan keluarga namun juga untuk orang lain di sekitar.
Menikah adalah...
Memutuskan berlabuh di satu pantai, ketika ratusan kapal pesiar gemerlap memanggil-manggil...
Menikah adalah...
Cara meraih sempurnanya agama, hingga menikah dikatakan sempurna menjalani setengah dien...
Menikah adalah...
Keberanian untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Memupuk toleransi tingkat tinggi dan memaklumi pasangan apa adanya...
Menikah membutuhkan kelapangan hati untuk melebur kata ‘aku’ dan ‘kamu’ menjadi ‘kita’...
Menikah adalah...
Proses pendewasaan seseorang untuk lebih berani mengambil sikap dan memutuskan bahkan untuk urusan terkecil sekalipun.
Kerjasama hebat untuk bergerak, bersinergi untuk mendapatka tiket surgaNya.
Menikah adalah...
Universitas kehidupan dimana cobaan materi, hati, iman adalah ujiannya.
Menikah adalah...
Belajar memaafkan dan belajar berkata “baiklah, itu salahku, akan kucoba memperbaikinya”...
Belajar berkomunikasi dua arah, dimana kita tidak berbicara :
Kamu harus mengerti keinginanku!’, namun harus berani bicara aku memahami kamu, aku memahami apa yang kamu mau dan cita-cita kan, mari bersama membangunnya.
Menikah...
Mengajari kita begitu banyak tentang hidup, tentang bagaimana mencintai Allah dengan sempurna melalui kecintaan kita pada pasangan...
Semoga setiap kita meraih pernikahan berkah. Aamiin...
Bukan sekedar sarana belajar memasak, menjahit bagi istri dan sarana belajar membetulkan peralatan listrik bagi suami...
Menikah...
Bukan sekedar menyamakan hobi dan kegemaran sehingga sampai ada adagium humor: Kalau dua-duanya doyan musik, berarti ada gejala bisa langgeng...
Kalau sama-sama suka seafood berarti masa depan cerah...
(That simple ?! :)
Menikah bukan sekedar itu…
Menikah berbeda dengan perumpamaan sepasang sandal, yang hanya punya aspek kiri dan kanan...
Menikah adalah penyatuan dua manusia... Pria dan wanita. Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya...
So,
Menikah adalah...
Menyatukan dua isi kepala, dua ide, dua impian menjadi sesuatu yang besar - Bermakna - tak hanya untuk kita,pasangan dan keluarga namun juga untuk orang lain di sekitar.
Menikah adalah...
Memutuskan berlabuh di satu pantai, ketika ratusan kapal pesiar gemerlap memanggil-manggil...
Menikah adalah...
Cara meraih sempurnanya agama, hingga menikah dikatakan sempurna menjalani setengah dien...
Menikah adalah...
Keberanian untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Memupuk toleransi tingkat tinggi dan memaklumi pasangan apa adanya...
Menikah membutuhkan kelapangan hati untuk melebur kata ‘aku’ dan ‘kamu’ menjadi ‘kita’...
Menikah adalah...
Proses pendewasaan seseorang untuk lebih berani mengambil sikap dan memutuskan bahkan untuk urusan terkecil sekalipun.
Kerjasama hebat untuk bergerak, bersinergi untuk mendapatka tiket surgaNya.
Menikah adalah...
Universitas kehidupan dimana cobaan materi, hati, iman adalah ujiannya.
Menikah adalah...
Belajar memaafkan dan belajar berkata “baiklah, itu salahku, akan kucoba memperbaikinya”...
Belajar berkomunikasi dua arah, dimana kita tidak berbicara :
Kamu harus mengerti keinginanku!’, namun harus berani bicara aku memahami kamu, aku memahami apa yang kamu mau dan cita-cita kan, mari bersama membangunnya.
Menikah...
Mengajari kita begitu banyak tentang hidup, tentang bagaimana mencintai Allah dengan sempurna melalui kecintaan kita pada pasangan...
Semoga setiap kita meraih pernikahan berkah. Aamiin...
Kamis, 01 November 2012
Calon Istri Mirip Ibu
Jangan pernah menunda-nunda untuk menikah. Menikah itu anugerah. Buatlah kriteria yang sederhana untuk calon pasangan Anda. Syarat dan kriteria yang terlalu rumit hanya akan membuat Anda sulit menentukan hari dan tanggal pernikahan.
Begitu pula bagi Anda yang sudah punya anak. Berilah mereka kebebasan untuk memilih calon pasangan hidupnya. Terlalu ketat menentapkan standar bisa berabe urusannya, sebagaimana terjadi pada kisah berikut.
Ada seorang pemuda yang sudah sangat “kebelet” menikah. Namun, sang ibu selalu menolak setiap calon yang diajukan dengan berbagai alasan: terlalu gemuk, terlalu pendek, terlalu pendiam, rambutnya direbonding, berasal dari perguruan tinggi tak ternama dan sebagainya.
Merasa kebingungan, pemuda ini meminta nasihat seorang konsultan pernikahan. Darinya ia mendapat jawaban singkat saja, “Carilah perempuan yang mirip ibumu!”
Berbekal nasihat tersebut pemuda yang memang sudah merindukan pasangan inipun mencarinya dengan berbagai cara. Setelah 3 bulan ia berjibaku mencari jodoh akhirnya ia menemukan seorang wanita yang mirip ibunya.
Ya, dari berbagai hal, si calon ini memiliki banyak sekali kemiripan dengan ibunya. Mulai dari tinggi badan, berat badan, potongan rambut, bahkan ukuran sepatu dan busananya. Demikian pula perilakunya, cara bicaranya, intonasi dan kecepatan bicaranya, caranya tersenyum, memandang orang lain, semuanya persis ibunya.
“Yes! Inilah calon istriku dan pasti ibuku setuju,” seru pemuda itu yakin.
Ketika saatnya tiba, dengan mantap pemuda ini memperkenalkan calon istrinya kepada kedua orangtuanya. Ia ingin minta restu dan persetujuan dari ayah dan ibunya.
Ibunya tampak senang. Namun, sang ayah kelihatannya punya pendapat berbeda.
“Nak, ayah sudah berpengalaman hidup dengan perempuan seperti itu. Kau akan menderita dan menyesal, nak,” ucapnya setengah berbisik, sambil mengusap air mata yang menggenang di pipinya.
Salam SuksesMulia!
Budaya Pamer
Alkisah, ada seorang kaya baru yang sangat ingin eksistensinya diakui. Maka, semua perilaku orang kaya ia ikuti. Ia main golf, membeli mobil mewah dan juga berbusana branded. Tak lupa ia membeli motor gede (moge) yang keren: Harley Davidson.
Ia pun mencoba motor barunya itu di jalan raya. Di perjalanan ia melihat mobil tetangganya meluncur di jalan yang sama. Ia mengejar mobil itu, setelah dekat ia berteriak, “Hey! Punya Harley, gak?” Dari dalam mobil tetangganya itu balas berteriak, “Pamer kamu! Sombong kamu! Mentang-mentang punya Harley!”
Dengan kesal sang tetangga itu mempercepat laju mobilnya. Seakan tak mau kalah, si orang kaya baru itu mengejar lagi dan kembali teriak, “Hey! Punya harley tidak?” Sang tetangga pun membalas dengan teriakan, “Dasar tetangga tukang pamer, sombong!” Ia lalu memacu mobilnya lebih cepat.
Si orang kaya baru itu berusaha mengejarnya. Namun sayang ia terjatuh karena menghindari truk yang datang dari arah berlawanan.
Melihat kejadian itu, tetangganya kemudian berhenti dan menolong si orang kaya baru sambil berkata, “Makanya jangan sombong. Mentang-mentang punya Harley. Begini balasan buat orang yang suka pamer.”
Dengan menahan rasa sakit orang kaya baru itu menjawab, “Siapa yang pamer? Saya tadi berteriak tanya kamu punya Harley atau tidak bukan mau pamer. Saya cuma mau tanya, dimana letak remnya?!”
Salam SuksesMulia!
Suami Istri Sama-sama Selingkuh
Sepasang suami istri telah menikah begitu lama. Untuk menghormati privacy, setelah 15 tahun menikah masing-masing mengajukan permintaan. Suami tak ingin handphone atau BB-nya dibuka oleh istri. Sementara sang istri hanya meminta agar suaminya tidak membuka laci meja di kamar tidur.
Dengan kesepakatan itu sang suami merasa aman perselingkuhannya dengan beberapa wanita tak akan diketahui oleh istrinya. Kata-kata mesra dan percakapan via SMS dan BB tak akan terendus oleh istrinya. Diapun leluasa menggunakan handphone dan BB sebagai alat komunikasi untuk selingkuh.
Setelah 10 tahun kesepakatan itu dipegang kuat akhirnya luntur juga. Sang suami tegoda untuk membuka laci meja di kamar tidur. Begitu ia membua laci itu ternyata hanya berisi 2 butir kacang ijo dan uang Rp5.000.
“Ya ampun cuma ini tho yang tak boleh aku ketahui,” bisik suami. Sembari meminta maaf karena telah melangar kesepakatan, lelaki yang usianya sudah menjelang 50 tahun itupun penasaran bertanya, “Apa artinya dua butir kacang ijo dan uang lima ribu rupiah ini?” Sang istri kemudian menjawab, “Setelah aku cerita apakah bapak berjanji tetap sayang sama saya?” “So pastilah sayangku,” seru suaminya.
Sambil menarik napas panjang istri itu bekata: “Maaf suamiku, sebenarnya aku wanita yang rusak, aku pernah selingkuh. Untuk mengingatkanku, setiap aku selingkuh aku meletakkan satu butir kacang ijo di laci meja itu.” Sang suami terdiam, dia berbisik di dalam hati, “Gak apa-apalah, kan cuma dua kali selingkuh sementara aku sudah melakukan belasan kali.”
Suami itu kemudian memeluk istrinya sambil berkata, “Istriku, jangan khawatir, aku tetap mencintaimu walau kau pernah selingkuh.Cintaku tak berkurang sedikitpun. Lantas apa arti uang lima ribu rupiah itu?” Dengan terisak istri itu menjawab, “Karena laci mejanya terlalu kecil, maka aku jual satu kilogram kacang ijo yang ada dan laku lima ribu rupiah.”
Nah lho! Jangan dicontoh ya, itu cerita rekayasa.. He he he…
Salam SuksesMulia!
Studi Banding
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan baru adalah melakukan studi banding. Sepulang dari studi banding biasanya banyak hal baru yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja. Saat menjadi salah satu pimpinan di Dompet Dhuafa Republika, saya dan beberapa teman melakukan studi banding di Malaysia selama 2 pekan. Hasilnya? Banyak program-program segar yang kemudian kami gulirkan.
Jadi, masalah studi banding ke luar negeri seperti sering diributkan di koran itu sebenarnya tidak harus dikecam selama hasilnya jauh lebih besar dari energi yang dikeluarkan. Studi banding juga tidak harus dicela bila usai itu hasilnya bisa direalisasikan atau diterapkan dengan penuh semangat dan gairah. Setuju?
Tidak ada salahnya juga bila saat studi banding peserta menyempatkan diri plesiran ke tempat-tempat yang menawan di negara yang dituju. Dengan demikian, selain manfaat ilmu peserta juga punya pengalaman mengunjungi tempat-tempat yang indah dan memiliki nilai sejarah. Wawasan bertambah dan pikiranpun menjadi segar.
Mengingat manfaatnya yang begitu besar, dapat dimaklumi bila pejabat pemerintah kita seperti berlomba-lomba mengajukan atau menerima tawaran studi banding ke luar negeri. Tapi, konon kabarnya, para pejabat tersebut enggan melakukan studi banding ke Jepang. Padahal negeri Matahari Terbit tersebut terkenal dengan budayanya yang luhur dan pemandangan alamnya yang elok.
Tapi mengapa para pejabat menolak studi banding ke Jepang, ya? Selidik punya selidik, rupanya mereka khawatir bila sepulang dari Jepang masyarakat menuntut mereka untuk mempraktikkan budaya pejabat di Jepang sana: Mundur bila gagal atau harakiri (bunuh diri) bila melakukan sesuatu yang memalukan…
Salam SuksesMulia!
Foto Suami
Seorang suami yang merasa tidak setia dengan istrinya heran karena ternyata kemanapun pergi sang istri selalu membawa foto sang suami. Akhirnya ia penasaran dan bertanya kepada istrinya, “Mama, kemanapun mama pergi kenapa selalu membawa fotoku?”
Sang istri menjawab, “Fotomu ini sebagai penghiburku tatkala aku ada masalah besar atau bersedih yang amat sangat.” Hati sang suami berbunga-bunga. “Ternyata aku begitu berarti bagi istriku,” pikir suaminya.
Kemudian sang suami penasaran dan bertanya, “Memang apa yang mama lakukan dengan fotoku itu?”
Istrinya kemudian menjawab, “Setiap ada masalah yang sangat berat langsung kupandangi foto ini sambil berkata pada diriku sendiri, memangnya masih ada masalah yang lebih berat dari orang yang di foto ini?”
Anggota Dewan Cari Istri
Di sebuah negara yang puluhan juta penduduknya masih susah makan alias miskin, tersebutlah seorang anggota dewan nan kaya raya. Dia memiliki bisnis kontraktor, kebun apel Malang dan juga distributor apel Washington. Begitu banyak hartanya sampai terkadang ia simpan uang dari keuntungan proyeknya di kardus bekas bungkus durian.
Anggota dewan inipun memiliki lapangan futsal seharga Rp2 Milyar. Bila sakit berobatnya ke Singapura, saat sehat hobinya jalan-jalan keliling dunia. Di rumahnya, setiap kursi harganya Rp24 juta, gorden jendela rumahnya per meter Rp6 juta. Toiletnya? Harganya lebih mahal dari puluhan rumah rakyat biasa.
Belum lama ini istri anggota dewan tersebut meninggal dunia. Karena merasa tidak nyaman hidup menduda akhirnya ia berniat menikahi staf ahlinya yang sangat jelita. Pendekatan intensif mulai dilakukan. Setiap malam staf ahli yang tinggi dan berambut pirang ini diajak dansa dan berkunjung ke berbagai diskotek hingga dini hari. Setelah sekian lama pergi berdua, akhirnya ia yakin akan menikahi staf ahlinya itu.
Namun sebagai seorang politisi yang sangat berhati-hati, sebelum memutuskan menikah ia meminta bantuan temannya agar menugaskan seorang intelijen untuk mengamati kehidupan staf ahlinya ini. Setelah dua minggu pengamatan, anggota dewan yang sangat tajir itu menerima laporan tertulis dari staf intelijen tadi.
“Wanita ini dari keluarga baik-baik dan terhormat. Dia selalu menjaga perilakunya dan tidak ada catatan kriminal sedikitpun. Selain ia cerdas, ia juga sangat sayang kepada bapak dan ibunya serta saudara-saudaranya. Hanya saja, akhir-akhir ini wanita ini sering keluar malam dengan seorang duda yang nama baik dan integritasnya sangat diragukan.”
Salam SuksesMulia!
Nenek Cerdas
Indonesia merupakan pasar yang besar bagi produk negara-negara lain. Bagi Anda pengguna jalan, setiap hari akan melihat motor-motor buatan Jepang berseliweran memacetkan jalanan. Padahal, selama saya berkunjung ke Jepang beberapa waktu yang lalu, saya tidak pernah melihat ada satu motor pun di jalan raya.
Begitu banyaknya motor di Indonesia. Tua, muda memilikinya, bahkan anak-anak yang belum punya SIM pun sudah biasa mengendarai motor.
Alkisah, seorang pemuda yang belum memiliki SIM ngebut di jalanan. Tanpa ia sadari seorang nenek menyeberang jalan. Hampir saja nenek tua itu ditabraknya.
Karena jengkel sang pemuda marah-marah dan mengucapkan kata-kata kasar, “Dasar nenek-nenek bego, nyeberang jalan sembarangan! Untung tidak tertabrak.” Nenek yang masih shock atas kejadian itu menjawab dengan suara keras, “Kamu yang bego, nabrak nenek-nenek aja gak kena!”
Salam SuksesMulia!
Jadilah Expert
Beberapa hari yang lalu ada anak muda yang bertanya kepada saya, “Pak, kenapa saya harus menjadi expert? Saya ingin menjadi orang yang biasa saja. Saya ingin menjadi orang yang bersyukur, tidak ngoyo. Hidup sudah ada yang ngatur.”
Mendengar pertanyaan anak muda ini saya langsung teringat nasihat orang tua angkat saya, “Jamil, jangan kau melakukan yang baik-baik.” Saya terkejut kemudian bertanya, “Kok gak boleh melakukan yang baik-baik? Kenapa, pak?” Sambil menarik napas panjang beliau berucap, “Lakukanlah yang terbaik. Penduduk bumi terlalu banyak, dunia hanya memperhatikan orang-orang yang terbaik. Dunia tak punya waktu memperhatikan orang yang hanya baik saja.”
Jadilah seorang expert, seorang yang ahli, seorang yang terbaik di bidang yang ditekuni. Apa untungnya? Banyak. Pertama, semakin percaya diri. Orang-orang yang tidak percaya diri biasanya fokus pada kelemahan bukan pada keahliannya. Harga diri dan juga harga tawar orang yang expert semakin tinggi dan mahal. Ia akan lebih leluasa mengambil keputusan. Ketahuilah, orang-orang yang gelisah dan mudah panik adalah orang yang tidak mempunyai keahlian atau kalau punya keahlian itu hanya rata-rata.
Kedua, nikmatnya akan berlimpah. Menurut G. William Domhoff, research professor in psychology and sociology di University of California, Santa Cruz, 80% populasi dunia memperebutkan 7% perputaran uang. Sementara 93% jumlah uang yang yang beredar didunia dikuasai oleh 20% populasi manusia, dan yang 20% itu adalah orang-orang expert di bidangnya masing-masing. Semakin expert seseorang membuktikan bahwa orang itu termasuk orang yang mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Wajar bila berbagai nikmat akan ditambah kepada orang itu.
Ketiga, semakin tidak “ngoyo”. Proses menjadi seorang expert memang perlu berkeringat dan bekerja keras. Namun setelah menjadi seorang expert berbagai nikmat akan mendekat hidupnya jadi lebih mudah. Sementara orang yang tidak expert semakin hari hidupnya semakin “ngoyo” Mengapa? Dunia semakin maju, persaingan semakin keras tapi orang ini tetap diam di tempat. Akhirnya, ia “ngoyo” sepanjang hidup.
Hal terbaik yang diperoleh seorang expert adalah menjadi sumber inspirasi kebaikan bagi generasi setelahnya. Dia menjadi bahan cerita untuk generasi penerus. Sebagai pemberi contoh kebaikan bagi yang beriman ia akan selalu mendapat kiriman pahala tiada henti walau ia sudah terbujur kaku di dalam bumi.
Nah, masih tidak mau menjadi expert? T-E-R-L-A-L-U….
Salam SuksesMulia!
Tidak Semua Nasihat Harus Dilakukan
Ada yang curhat kepada saya, “Pak, saya mengikuti nasihat orang sukses tetapi hidup saya malah berantakan.” Saya bertanya, “Memangnya apa nasihat orang itu?” Dia menjawab, “Saya diminta segera keluar kerja dan menjadi pengusaha. Ternyata semua usaha saya bangkrut. Menjadi pengusaha itu ternyata tidak semudah seperti yang diceritakan orang itu. Saat hidup saya berantakan orang itu cuek saja dan merasa tidak bersalah.”
Ada lagi yang curhat ke saya, “Mas, saya mengikuti nasihat ustadz di kampung tapi masalah tidak juga tuntas justru semakin besar. Saya punya hutang banyak, kemudian saya diminta jual mobil. Hasil penjualan harus disedekahkan semua agar hutang lunas. Setelah saya lakukan ternyata hutang bukannya lunas malah bertambah banyak. Piye iki? (bagaimana ini?)”
Sesungguhnya yang tahu diri Anda adalah Anda sendiri bukan orang sukses, ustadz atau orang pintar sekalipun. Saat Anda “curhat” kepada orang lain pasti yang diceritakan kepada orang lain hanya sebagian kecil dari perjalanan hidup yang sudah Anda jalani. Saat memberi nasihat tentu pengetahuan orang itu tentang diri Anda tidak utuh, sehingga boleh jadi nasihat menjadi salah alamat dan menjerumuskan hidup Anda.
Yang menentukan hidup Anda adalah dir Anda sendiri. Bertangungjawablah atas semua pilihan dan tindakan yang Anda lakukan. Nasihat dari orang lain itu adalah rujukan yang menjadi bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Nasihat orang lain jangan Anda jadikan sabda atau titah yang seolah-olah “wajib” Anda kerjakan. Sehingga, bila Anda tidak menjalankannya merasa bersalah dan berdosa.
Menjadi pengusaha juga memerlukan mindset, nyali, ilmu dan komunitas yang pas. Sangat sembrono dan terburu-buru bila Anda baru mendengar atau ikut training entrepreneur satu kali langsung mengambil keputusan keluar dari pekerjaan tetap Anda. Ingat, buru-buru itu pekerjaan setan. Renungkanlah, dengarkanlah nasihat, pertimbangkanlah, berdiskusilah dengan orang-orang yang Anda cintai kemudian putuskanlah. Saat Anda sudah memutuskan itu berarti Anda mengambil tanggungjawab, bila suatu saat ada masalah Anda tak boleh melimpahkan kesalahan itu kepada orang lain.
Sedekah juga perbuatan baik dan sangat dianjurkan. Tetapi Anda juga harus punya ilmunya saat melakukannya. Ketahuilah, membayar hutang yang jatuh tempo itu wajib sementara sedekah kepada orang lain itu sunah. Tidak boleh yang wajib dikalahkan dengan yang sunah. Berbuatlah dengan ilmu bukan ikut-ikutan atau asal berbuat baik.
Kita semua perlu nasihat, tetapi yang tahu persis diri kita adalah diri kita sendiri. Dengarkanlah nasihat orang lain, bila tepat dengan hidup Anda kerjakanlah segera. Namun bila tidak tepat dengan hidup Anda, simpanlah menjadi ilmu yang boleh jadi suatu saat Anda gunakan. Anda lah yang bertanggungjawab atas hidup Anda bukan si pemberi nasihat.
Salam SuksesMulia
Dunia Terus Berubah
Dunia berubah begitu cepat. Skype telah mengubah cara orang berkomunikasi lintas benua.
Dari kacamata bisnis, skype boleh dibilang luar biasa. Walaupun “cuma” menyediakan layanan video chatting yang nyaris serba gratis namun nilai bisnisnya fantastis. Tahun 2011, raksasa bisnis Microsoft mengakuisisi skype sebesar US$ 8.5 milyar! Kalau dirupiahkan kira-kira Rp 75 trilyun lebih (asumsi USD 1 = Rp 9.000).
Setiap hari dunia terus berubah. Inovasi baru terus hadir. Siapapun yang hanya jalan di tempat pasti kita akan tertinggal.
Namun demikian, tidak semua yang bergerak dan berubah itu produktif. Sebab, ada pula yang sia-sia bahkan ada yang terjerumus ke dalam kubangan dosa.
Waktu kita sangat terbatas. Sehari semalam hanya 24 jam. Karenanya, jangan asal bergerak atau berubah. Tidak semua hal harus dikejar dan dikerjakan. Fokuskan hidup kita untuk melakukan sesuatu yang bisa meningkatkan derajat kita di dunia dan menyelamatkan kita di akhirat. Kejarlah akhiratmu namun jangan kau lupakan bagianmu di dunia. Dalam istilah saya, jadilah ahli ibadah sekaligus ahli manfaat.
Nah, tahun 2012 tersisa 3 bulan lagi. Coba berhenti sejenak dan merenunglah. Apakah ibadah kita semakin berkualitas? Apakah keluarga besar kita semakin bangga dengan kita? Apakah sudah banyak karya yang kita lakukan dan diakui oleh banyak orang? Dalam hal-hal apa kita bertumbuh? Apakah pemetik manfaat dari ilmu dan keterampilan yang kita miliki semakin bertambah? Silakan Anda tambahkan lagi pertanyaan-pertanyaan renungan yang sesuai dengan kehidupan Anda.
Bila kita hanya jalan di tempat maka kita akan digilas zaman dan akhirnya menjadi barang rongsokan. Zaman dahulu, komunikasi jarak jauh cukup dilakukan dengan telegram dan pager, sekarang kedua benda itu sudah tak ada. SMS, BBM dan skype yang jauh lebih murah dan lebih canggih telah menggantikan keduanya. Semoga di dunia yang terus berubah ini kita tidak menjadi telegram dan pager yang secara perlahan tapi pasti tenggelam ditelan bumi…
Salam SuksesMulia!
Tanya yang Menyiksa
Salah satu kenikmatan hidup adalah ketika kita banyak teman dan mudah bergaul. Orang tua saya berpesan jadilah orang yang “grapyak” alias mudah menyapa dan berinteraksi dengan orang lain. Salah satu kemampuan yang harus kita miliki agar mudah bergaul adalah kemampuan bertanya.
Bertanya yang baik sama pentingnya dengan kemampuan menjawab pertanyaan dengan baik. Sembarangan bertanya bisa membuat orang yang ditanya tersinggung, sakit hati, bersedih dan akhirnya menangis tersedu-sedu. Menurut saya ada beberapa pertanyaan yang seharusnya dihindari saat kita berjumpa dengan orang lain.
Hindari pertanyaan yang sifatnya sangat pribadi. Misalnya, “Anaknya sudah berapa pak/ibu?” Ketahuilah, betapa banyak orang yang sudah menikah bertahun-tahun namun belum dikaruniai anak. Pertanyaan seperti itu bisa sangat menyiksa buat mereka. Apakah tidak boleh bertanya tentang anak? Tentu boleh, tetapi setelah kita tahu dan yakin bahwa mereka sudah dikaruniai anak.
Selain itu, banyak orang yang bercanda dengan pertanyaan, “Sudah berapa istrinya?” Perlu Anda paham, tidak semua orang senang membicarakan poligami. Memang banyak orang yang happy dan harmonis walau sudah berpoligami, istri-istrinyapun saling mendukung satu dengan yang lain, tetapi itu bukan bahan pertanyaan yang tepat di ranah pergaulan.
Contoh pertanyaan pribadi lain yang sangat tidak disenangi terutama oleh kaum perempuan adalah, “Berat badanmu berapa sekarang?” Sadarilah, banyak kaum hawa yang ingin menurunkan berat badan dengan berbagai cara namun belum membuahkan hasil, bahkan badannya semakin besar. Pertanyaan tadi mungkin awalnya membuat tertawa tetapi setelah itu wanita yang ditanya akan ke kamar mandi kemudian menangis.
Hindari pula pertanyaan tentang gaji dan penghasilan. Sungguh tidak sopan apabila ada orang yang tiba-tiba bertanya, “Gaji Anda berapa sekarang?” Pertanyaan ini cocok kalau Anda bagian SDM yang sedang wawancara calon karyawan baru yang sudah bekerja di perusahaan lain. Tetapi bila Anda baru kenal kemudian bertanya tentang hal itu, sepertinya Anda perlu belajar etika pergaulan.
Kita hidup di dunia tidak sendirian. Setiap orang punya nilai, latar belakang dan pemahaman yang berbeda. Bertanyalah dengan tepat atau diam. Karena boleh jadi, bagi Anda itu pertanyaan biasa tetapi bagi orang lain menyiksa. Mari cerdas dan gunakan nurani saat bertanya.
Salam SuksesMulia!
Gunakan Rumus CDE
Salah satu kenikmatan bagi seorang trainer atau inspirator seperti saya adalah saat materi seminar atau training yang diberikan memberi banyak manfaat kepada peserta. Itu biasanya diawali dari respon peserta yang antusias saat inspirator menyampaikan materinya. Maka, tugas utama seorang trainer adalah menyiapkan materi dengan sangat baik dan menciptakan suasana yang kondusif agar peserta aktif terlibat.
Agar training berhasil, seorang trainer harus menguasai CDE –kependekan dari Content, Delivery, Entertaint. Content atau materi training diupayakan orisinal, simpel, membumi dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan nyata serta memberi dampak positif bagi kehidupan peserta. Delivery adalah cara menyampaikan yang atraktif, argumentatif, imajinatif dan inspiratif sehingga diharapkan tidak ada “jarak” antara trainer dan peserta. Supaya peserta tidak jenuh, ngantuk dan bosan maka seorang trainer harus pula memberikan sentuhan Entertain dalam trainingnya.
Formula CDE tersebut harus dikemas dengan proporsi yang pas agar para peserta training puas. Hormatilah para peserta dengan cara Anda menyiapkan CDE dengan sangat baik. Menjadi pembicara tidak boleh asal bicara.
Ngomong-ngomong soal menjadi pembicara yang baik, alkisah di sebuah hotel diadakan sebuah seminar dengan dua pembicara. Saat pembicara pertama menyampaikan materinya, satu per satu peserta seminar keluar ruangan. Mengapa? Selain karena materinya tidak berbobot, cara penyampaian pembicara juga tidak menarik. Setelah hampir satu jam, ratusan peserta meninggalkan ruangan dan tersisa hanya satu orang.
Untuk mengapresiasi peserta yang tinggal didalam ruangan, sang pembicara mendekati orang itu dan berkata, “Terima kasih pak masih bersedia mendengarkan seminar saya, tidak seperti peserta lainnya yang tega-teganya meninggalkan ruangan ini.” Dengan santai orang itu menjawab, “Saya bukan peserta, pak. Saya pembicara kedua setelah Anda.”
Salam SuksesMulia!
Nikmatilah Proses
Coba simak, saat kita seharusnya berlomba menjadi Hamba Allah orang-orang yang ingin sukses instan justru sibuk berlomba di proyek Hamba Lang. Ketidaksabaran kita pada proses membuat hidup kita bisa terjerumus ke dalam hal-hal yang sangat merugikan. Bahkan, para Nabipun tidak dinilai dari hasilnya tetapi proses yang dijalaninya.
Biasakanlah menikmati proses sebab bila proses yang kita lakukan berkualitas hasilnyapun berpeluang besar berkelas. Sebaliknya, bila kita hanya fokus pada hasil proses yang dijalani bisa menghalalkan segala cara dan menjerumuskan kita pada masalah baru.
Kisah berikut bisa dijadikan pelajaran. Seorang pemuda dibawa ke kantor polisi karena mengambil HP milik penumpang busway. “Kenapa kau mengambil HP?” tanya polisi. Pemuda itu menjawab, “Sumpah pak saya tidak mengambil HP.” Dengan cepat polisi itu menukas, “Kamu bilang gak ngambil HP, lha ini terbukti kamu bawa HP.”
Pemuda itu menjelaskan, “Benar pak, tapi saya tidak niat mengambil HP. Niat saya mencari kantor polisi. Saya tanya banyak orang tapi tidak ada yang tahu. Akhirnya saya ambil HP ini dan alhamdulillah akhirnya saya sampai kantor polisi.” Dengan sedikit heran polisi itu bertanya, “Lantas apa tujuanmu ke kantor polisi?” Sambil tersenyum pemuda itu menjawab, “Saya mau mengurus surat kelakuan baik pak.”
Salam SuksesMulia!
Bekerjalah dengan Ilmu
Kita harus terus bertumbuh dan “naik kelas” bukan hanya saat sekolah dan kuliah. Saat kita bekerja, kita pun harus terus “naik kelas” dan tidak boleh stagnan. Setiap hari kita harus belajar, baik itu melalui training, baca buku, bergabung dengan komunitas yang pas, atau bertanya kepada yang lebih senior.
Bergaulah dengan orang-orang yang sudah ahli di bidang yang Anda tekuni agar Anda tertular energi dan ilmunya. Begitu saya sudah menentapkan menjadi Inspirator tahun 2004, setiap hari saya belajar dan berguru. Bukan hanya kepada yang lebih senior bahkan kepada yang lebih muda yang berilmu
Sadar diri bahwa saya tidak punya latar belakang psikologi maka saya belajar kepada para sarjana psikologi yang jauh lebih muda dari saya. Setiap kali saya tampil, saya meminta penilaian mereka. Bagian mana yang harus saya kuatkan dan bagian mana yang harus saya hilangkan. Para sarjana lulusan Universitas Indonesia ini memberi saya masukan yang berharga dan mewarnai penampilan saya selanjutnya. Mereka adalah Meli, Wildan, Dewi, Kitty, Risa (Odeng), Sari Mulatsih, Anesty, Randi dan Dayat serta teman-teman lainnya.
Selain itu, ada pula sarjana-sarjana Psikologi Universitas Islam Bandung yang selalu siap memberi masukan kepada saya. Mereka adalah Andri, Lia dan Damayati –sekarang menjadi pejuang anak-anak dhuafa agar berprestasi dan mandiri. Dari mereka semualah saya belajar.
Nah, bila Anda malas belajar Anda bisa saja melakukan kesalahan sebagaimana diceritakan dalam kisah berikut. Seorang kondektur baru kereta api jurusan Jakarta-Semarang sedang memeriksa karcis penumpangnya. Setelah penumpang kereta tersebut diperiksa satu persatu, semua tiket kereta mereka ternyata jurusan Solo. Kondektur baru ini menjadi bingung dan bertanya kepada kondektur yang sudah senior.
Kondektur baru bertanya, “Pak, penumpang kita semuanya penumpang gelap. Semua karcisnya beda. Apa yang harus saya lakukan kepada mereka?” Kondektur senior kemudian balik bertanya, “Karcisnya lain bagaimana?” Dengan cepat kondektur baru ini menjawab, “Semua penumpang karcisnya jurusan Solo, padahal kereta kita tujuannya ke Semarang.”
Mendengar penjelasan itu kondektur senior menjawab, “Kamu yang salah naik, ini kereta memang jurusan Jakarta-Solo. Kereta api yang jurusan Jakarta-Semarang tadi ada di rel sebelah.”
Salam SuksesMulia!
Ibumu Tidak Tergantikan
Tadi malam saya membuat kultwet pendek di twitter tentang ibu. Setelah itu ada SMS masuk di handphone saya, isinya “Mas Jamil mungkin bisa berterima kasih dan menangis saat bicara ibu. Kalau saya sama sekali tidak, ibu tidak berjasa apapun dalam hidup saya. Dia hanya melahirkan, setelah itu saya dicampakkan.”
Mendapat SMS itu, kultwet saya hentikan karena tiba-tiba saya kehilangan ide. Saya tertegun kemudian merenung. Menurut saya, jasa terbesar seorang ibu adalah saat terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma sang suami dan kemudian ia hamil selama kurang lebih 9 bulan. Jasa orang tua, khususnya ibu dalam hal ini, tidak bisa tergantikan dengan apapun dan oleh siapapun.
Mengapa tidak tergantikan? Karena dari proses itulah kita berkesempatan terlahir ke dunia, menikmati keindahan dunia dan kelak mendapat peluang untuk bisa hidup abadi di surga. Bandingkan nasib kita dengan trilyunan sperma lain di dunia yang tidak menjadi apa apa, bahkan kemudian dibuang ke tempat yang kotor, tidak tahu keindahan dunia dan yang pasti tidak berkesempatan untuk bisa menikmati kehidupan di surga.
Jadi, jasa ibu kita yang terbesar adalah saat kita dalam kandungan bukan saat kita berada di dunia. Seandainya, setelah melahirkan kemudian ibu pergi dan menyerahkan pendidikan kita kepada nenek, panti asuhan atau diberikan kepada saudara, jasa ibu tetap tidak akan tergantikan. Peranan ibu yang hanya kurang lebih sembilan bulan itu tidak mungkin Anda balas dengan apapun. Jadi, tidak ada alasan sedikitpun untuk tidak hormat atau mencintai seorang ibu.
Apalagi bila Anda memiliki seorang ibu yang merawat kemudian membesarkan dengan penuh cinta, sangat tidak layak jika Anda tidak berusaha keras untuk membahagiakannya. Ketahuilah, walau Anda menghajikan ibu ke Tanah Suci, kemudian Anda menggendongnya sejak keberangkatan hingga kepulangan, itu amatlah kecil dibandingkan dengan jasa dan kasih sayangnya.
Walau seluruh ucapan terima kasih di dunia dijadikan satu, kemudian kita persembahkan kepada ibu, itu tidak akan cukup menggantikan kasih sayangnya. Saat ibu sudah renta dan kita mengerahkan semua energi dan cinta untuk merawatnya, itu juga tidak cukup membalas cinta dan perhatiannya. Walau setiap hari kita berdoa untuknya, itu juga tidak cukup menggantikan doa-doanya untuk kita yang terucap dari mulutnya.
Maka, sungguh durhaka bila kata yang terucap dari mulut kita itu melukai hatinya. Sungguh tidak tahu diri, bila kita keberatan merawatnya saat ia sudah tua. Sungguh kita tak tahu balas budi bila hanya sekedar berdoa untuk ibu pun kita sudah tidak punya waktu. Sungguh terlalu bila ia sakit dan merindukan kehadiran kita, namun kita masih menyiapkan seribu alasan untuk tidak menemaninya.
Bila yang seperti itu yang terjadi, masih pantaskah kita kelak berharap hidup di surga? Bukankah surga berada di telapak kaki ibu? Oh ibu, aku benar-benar mengharap ridhomu…
Salam SuksesMulia!
Malulah
Rasa malu yang tepat itu bisa menyelamatkan hidup Anda. Namun sayang, rasa malu kini sering berada di tempat yang salah. Apa contohnya? Tidak punya pacar, malu. Tidak punya mobil berkelas, malu. Membawa-bawa Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa dalam bisnis, malu. Itu semua adalah malu yang keliru.
Milikilah rasa malu di tempat yang tepat agar kehidupan kita selamat. Milikilah rasa malu, bila semakin bertambah usia tetapi kita belum bisa membahagiakan orang tua. Memang, orang tua yang baik tidak akan pernah berharap balasan apapun dari anaknya kecuali doa dari anak sholeh. Namun sebagai anak seharusnya kita tahu diri untuk membahagiakan mereka. Malulah kalau kita belum mampu membantu mewujudkan hal-hal yang menjadi kebanggaan orang tua. Apalagi kalau kita justru menjadi beban bagi mereka, malulah.
Milikilah rasa malu, bila kita bekerja di suatu perusahaan namun belum mampu memberikan kontribusi besar untuk kemajuan perusahaan. Anda hanya menjadi manusia rata-rata. Kontribusi Anda hanya sesuai bayaran yang Anda terima, malulah. Apalagi bila Anda ternyata menjadi orang yang “meludah di sumur” yang airnya Anda minum. Apa artinya? Anda masih dibayar oleh perusahaan tetapi Anda sempatkan diri untuk menjelek-jelekkan perusahaan, maka malulah.
Milikilah rasa malu, bila kita berkeluarga namun tidak memiliki waktu berharga buat mereka. Senin hingga Jumat Anda gunakan untuk bekerja, pergi pagi pulang malam. Saat libur Sabtu dan Minggu Anda masih juga asyik dengan urusan sendiri; boleh jadi Anda ‘balas dendam’ tidur seharian, menonton TV, pergi bersama orang lain atau beraktivitas lain yang tidak melibatkan keluarga. Padahal, keluarga memerlukan pelukan, telinga dan juga nasihat Anda. Maka, bila Anda tidak menyiapkan waktu berharga buat mereka, malulah.
Kepada para pemuda, malulah, bila Anda masih meminta uang dari orang tua tetapi Anda menunda-nunda skripsi. Padahal orang tua bekerja keras membanting tulang untuk mengongkosi kuliah Anda. Yang lebih tak tahu malu lagi, uang kiriman dari orang tua tega-teganya digunakan untuk membeli rokok dan pacaran yang justru menambah dosa. Wahai pemuda, kalau Anda masih seperti itu, malulah.
Dalam kehidupan sehari-hari kita menikmati udara, sinar matahari, bumi yang kita pijak dan panca indra cuma-cuma dari Yang Maha Kuasa. Maka malulah bila saat kita dipanggil untuk menghadap kepada-Nya, kita mengabaikannya. Apalagi bila kita dengan suka cita berani melanggar larangan-larangannya, maka malulah.
Tempatkanlah rasa malu di tempat yang pas, atau berbuatlah sesuka Anda, bila Anda tak tahu malu. Namun sesungguhnya pilihan yang tepat adalah, malulah…
Salam SuksesMulia!
Kreatiflah atau Tertinggal
Saat saya SD dulu, bila guru berkata, “Anak-anak silakan gambar pemandangan yang paling indah.” Saya dan sebagian Anda bisa menebak apa yang akan digambar oleh para siswa. Pasti ada gunung, sawah, matahari terbit, jalan dan awan. Pendidikan kita tidak menghasilkan anak-anak yang kreatif saat itu.
Namun sekarang dunia pendidikan sudah berubah. Selain banyak pelatihan gratis buat guru, muncul juga komunitas-komunitas yang peduli pendidikan. Berbagai model sekolah pun bermunculan. Dua anak saya yang kini bermukim di Jerman yaitu Nadhira (20 tahun) dan Asa (18 tahun) adalah lulusan sekolah alam, yang belum ada saat saya kecil dulu. Sekolah tersebut melatih dan mengembangkan kreativitas tak berbatas pada anak-anak. Tidak heran kalau dua anak saya tadi lebih kreatif dibandingkan saya saat kecil dulu.
Kreativitas juga tumbuh subur di dunia bisnis. Dulu orang jualan pecel lele pakai tenda di pinggir jalan. Tapi sahabat saya Rangga Umara mengubahnya menjadi lebih bergengsi, Pecel Lele Lela. Bahkan pecel lele bisa masuk istana negara dengan sentuhan penulis buku Dream Book ini. Dulu tidak ada profesi Optimizer, sahabat saya Ali Akbar mempopulerkan istilah itu dan telah melahirkan banyak orang sukses dengan profesi baru itu.
Teruslah berkreasi karena tuntutan jaman semakin berubah dan tinggi. Ingat pesan Albert Einstein, “Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil yang berbeda tetapi menggunakan cara-cara yang sama.” Cobalah cara baru, cobalah strategi baru dan jangan lupa juga cobalah hal-hal baru. Dengan cara ini hidup kita semakin bermutu.
Nah, kreativitas juga muncul dalam wawancara perusahaan saat merekrut tenaga kerja baru. Alkisah, seorang pimpinan HRD di sebuah perusahaan mewawancarai tiga kandidat karyawan baru. Mereka akan ditempatkan di bagian yang memerlukan kreativitas dan kecerdasan tinggi.
Pertanyaan pertama dimulai, “Apa yang bergerak cepat dan sebutkan alasannya?” Kandidat pertama menjawab, “Pikiran pak, karena tanpa kita duga tiba-tiba pikiran sudah muncul.”
Pimpinan HRD itu berkata, “Bagus dan cerdas Anda. Selanjutnya kandidat kedua, apa jawabanmu?” Kandidat kedua pun menjawab, “Saklar lampu, pak. Kita pencet saklar lampu di dalam rumah tetapi lampu di luar rumah menyala.”
Pimpinan SDM itu berkata, “Luar biasa Anda. Sekarang kandidat yang ketiga, apa jawabanmu?” Maka dengan tegas kandidat ketiga itu menjawab, “Menurut saya yang paling cepat itu mencret-mencret, pak”
Mendengar jawaban itu terkejutlah pimpinan SDM itu maka langsung ia bertanya, “Mengapa begitu, sebutkan alasannya?” Kandidat ketiga menjawab, “Karena belum sempat kita berpikir dan menekan saklar lampu, mencret sudah keluar, pak.”
Salam SuksesMulia!
Langganan:
Postingan (Atom)